I.
PENGERTIAN KB
Keluarga Berencana (KB) adalah : salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan
kemandulan, dan penjarangan kelahiran.
Menurut World Health Organisation ( WHO)
1970, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
isteri untuk :
1. Mendapatkan
objektif-objektif tertentu
2. Menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur
interval diantara kehamilan
5. Mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan
jumlah anak dalam keluarga
II.
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN
EDUKASI (KIE)
Tujuan :
A. Meningkatkan
pengetahuan, sikap dan praktik KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
B. Membina
kelestarian peserta KB
C. Meletakkan
dasar bagi mekanisme sosio cultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses
penerimaan
KIE dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan :
a. KIE
massa
b. KIE
kelompok
c. KIE
perorangan
Menurut media yang digunakan, kegiatan KIE dapat diperinci sebagai
berikut :
·
Radio
·
Televisi
·
Mobil unit penerang
·
Penerbitan/Publikasi
·
Film/surat kabar
·
Pameran
·
Kegiatan Promosi dll.
III.
KONSELING
Merupakan tindak lanjut dari KIE. Konseling dibutuhkan bila seseorang
menghadapi suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri.
Tujuan konseling adalah :
A. Memahami
diri sendiri secara baik
B. Mengarahkan
perkembangan diri sesuai potensinya
C. Lebih
realistis dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi, sehingga :
a. mampu
memecahkan masalah secara kreatif dan produktif
b. memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan
potensi yang dimiliki
c. terhindar dari gejala kecemasan dan salah
penyesuaian diri
d. mampu menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan
e. memperoleh
dan merasakan kebahagiaan
Dalam konseding diadakan percakapan dua arah untuk
:
1. Membahas
dengan calon peserta berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia
2. Memberikan
informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi pilihannya, baik ditinjau dari
segi medis teknis maupun hal-hal lain yang non-medis agar tidak menyesal
kemudian.
3. membantu
calon peserta KB memutuskan pilihannya atas metode kontrasepsi yang paling
sesuai dengan keadaan khusus pribadi dan keluarganya.
4. Membantu
peserta KB dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi barunya, terutama bila ia
mengalami berbagai permasalahan.
Informasi yang diberikan :
1. Arti
keluarga berencana
2. Manfaat
keluarga berencana
3. cara
ber-KB atau metode kontrasepsi
4. desas desus tentang kontrasepsi dan penjelasannya
5. pola perencanaan keluarga dan penggunaan
kontrasepsi yang rasional
6. rujukan
pelayanan kontrasepsi
IV.
PELAYANAN KONTRASEPSI
Mempunyai 2 tujuan :
A. Tujuan
umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan
gagasan KB
B. Tujuan
Khusus
Menurunkan angka kelahiran yang bermakna
Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan
mengkatagorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu :
1. Fase
menunda perkawinan/kesuburan
2. Fase
menjarangkan kehamilan
3. Fase
penghentian/mengakhiri kehamilan/kesuburan
FASE MENUNDA /MENCEGAH KEHAMILAN
Dalam masa menunda
kesuburan/kehamilan ini merupakan waktu bagi wanita pasangan usia subur yang sudah
menikah dengan umur kurang dari 20 tahun. Pada wanita seusia itu, alat-alat
reproduksi masih belum stabil, sehingga ditakutkan dapat terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan bila ia hamil.Alat kontrasepsi yang diperlukannya yang
memiliki efektifitas tinggi dan kemampuan mengembalikan kesuburan seorang
wanita yang tinggi.
PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia istri
kurang dari 20 tahun.
Alasan menunda/mencegah kehamilan :
1. Umur
di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya belum mempunyai anak dulu
2. Prioritas
penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda penggunaan kondom
kurang menguntungkan, karena pasangan muda masih tinggi frekuensi senggamanya.
Ciri kontrasepsi yang dianjurkan :
1. Reversibilitas yang tinggi (kembalinya kesuburan dapat
terjamin 100 %)
2. Efektifitas yang tinggi (resiko terjadinya
kehamilan rendah).
Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan pil KB, AKDR (spiral), cara
sederhana (sanggama terputus, kondom, pantang berkala, diafragma).
FASE MENJARANGKAN KEHAMILAN
Umur
terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan reproduksi usia antara
20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai beranjak hingga usia 35 tahun.
Umur 20-30 /35 tahun
Alasan menjarangkan kehamilan :
1. Umur antara 20-30
tahun merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan
2. Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan
memakai IUD sebagai pilihan utama
3. Tidak berbahaya apabila terjadi kehamilan, karena
berada pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.
4. Kegagalan
kontrasepsi bukan kegagalan program
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
1. Efektifitas
cukup tinggi
2. Reversibilitas
cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi
3. Dapat
dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang
direncanakan
4. Tidak
menghambat ASI (air susu ibu), karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi
sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
Prioritas penggunaan alat
kontrasepsi yang disarankan untuk umur 20 tahun AKDR, suntik KB, pil KB, cara
sederhana dan implant. Sedangkan untuk umur 30 tahun AKDR, suntik KB, pil KB
dan implant.
FASE MENGHENTIKAN /MENGAKHIRI KEHAMILAN/KESUBURAN
Umur di atas 30 tahun terutama di atas 35 tahun dan setelah punya 2
anak.
Alasan mengakhiri kesuburan :
1. Ibu
dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil/tidak punya anak
lagi, karena alas an medis dan alas an lainnya.
2. Pilihan
utama adalah kontrasepsi mantap
3. Pil
oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan mempunyai
kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
1. Efektifitas
sangat tinggi.
2. Dapat
dipakai untuk jangka panjang
3. Tidak
menambah kelainan yang sudah ada.
V.
MEMILIH METODE KONTRASEPSI
Memilih alat
kontrasepsi yang cocok dan baik merupakan hal yang gampang-gampang susah.
Semuanya harus disesuaikan dengan umur dan tujuan dari wanita pasangan usia
subur. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode
kontrasepsi yang baik adalah :
A. Aman/tidak
berbahaya
B. Dapat
diandalkan
C. Sederhana
D. Murah
E. Dapat
diterima oleh orang banyak
F. Pemakaian
jangka lama
FAKTOR-FAKTOR DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI
1. Faktor
Pasangan (Motivasi dan Rehabilitas)
·
Umur
·
Gaya hidup
·
Frekuensi senggama
·
Jumlah keluarga yang diinginkan
·
Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
·
Sikap kewanitaan
·
Sikap kepriaan
2. Faktor Kesehatan ( Kontraindikasi relative dan
absolute)
Dikenal ada tiga tiga macam kontra indikasi :
a. Kontra
indikasi absolute : jangan memakai
b. Relatif kuat : dianjurkan untuk tidak memakai
c. Relatif lainnya : Boleh dicoba asala diawasi dengan
ketat
·
Status kesehatan
·
Riwayat haid
·
Riwayat keluarga
·
Pemeriksaan fisik
·
Pemeriksaan panggul
3. Faktor Metode Kontrasepsi (Penerimaan dan pemakaian
berkesinambungan)
·
Efektifitas
·
Efek samping minor
·
Kerugian
·
Komplikasi-komplikasi yang potensial
·
Biaya
TANDA-TANDA BAHAYA :
Calon akseptor harus diberitahu tanda bahaya dari metode kontrasepsi,
terutama untuk calon akseptor PIL oral dan IUD.
TANDA BAHAYA PIL-Oral
a. Sakit
perut yang hebat
b. Sakit
dada yang hebat atau “nafas pendek”
c. Sakit
kepala yang hebat
d. Penglihatan
kabur atau tidak dapat melihat
e. Sakit
tungkai bawah yang hebat (betis atau paha)
TANDA BAHAYA IUD
a. Terlambat
haid atau amenorhe
b. Sakit
perut
c. Demam
tinggi/menggigil
d. Keputihan
yang sangat banyak/berbau
e. Spotting
perdarahan pervaginam, haid yang banyak, bekuan-bekuan darah.
TANDA BAHAYA SUNTIKAN
a. Pertambahan
berat badan yang menyolok
b. Sakit
kepala yang hebat
c. Perdarahan
pervaginam yang hebat
d. Depresi
e. Polyuri
VI.
MACAM-MACAM METODE KONTRASEPSI
A. Metode
Sederhana
1. Tanpa
Alat
b. KB
Alamiah
·
Metode Kalender (Ogino0Kaus)
·
Metode Suhu Basal (Termal)
·
Metode Lendir Serviks (Billings)
·
Metode Simpto- Termal
c. Coitus
Interuptus
2. Dengan
alat
a. Mekanis
(Barier)
·
Kondom Pria
·
Barier Intra Vaginal
-
Diafragma
-
Kap Serviks
-
Spons
-
Kondom
b. Kimiawi
Spermicid(Vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal tablet,
vaginal suppositoria)
a. Metode
Modern
1. Kontrasepsi
hormonal
a. Per-Oral
·
PIL oral kombinasi (POK)
·
Mini-PIL
·
Morning after pill
b. Injeksi/Suntikan
(DMPA, NET-EN)
c. Sub-kutis
(Implant)/AKBK
2.Intra
Uterine Device (IUD/AKDR)
3.Kontrasepsi Mantap
a. Kontrsespsi
mantap pria /MOP/Vasektomi
b. Kontrasepsi
mantap wanita/MOW/Tubektomi
METODE
KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT
A. KELUARGA
BERENCANA ALAMIAH
Keluarga berencana dengan metode KBA ada 4 macam, tetapi yang
direkomendasikan pada metode KBA adalah metode lendir servik dan metode
symtotermal. Metode suhu basal maupun
metode kalender tidak dilakukan lagi karena tidak efektif. Tetapi karena ada
metode symtotermal maka harus tahu metode KBA yang lain.
Memang upaya penundaan kehamilan teknik sederhana kemungkinan kegagalan
lebih besar bila dibandingkan beberapa teknik lainnya akan tetapi cara ini
sangat praktis, murah dan aman. Untuk menghindari kemungkinan kegagalan teknik
ini dengan cara proteksi ganda misal memakai kondom saat melakukan hubungan bagi
kelompok yang menggunakan sistim kalender maupun senggama terputus, sehingga
memberikan keberhasilan yang tinggi.
1. METODE
KALENDER
Adalah metode kontrasepsi dengan tidak melakukan persetubuhan pada masa
subur istri.
Masa subur adalah : masa dalam siklus haid wanita dimana pada masa itu
terdapt sel telur yang matang dan dapat
dibuahi. Masa subur wanita antara 1 minggu setelah haid sampai dengan 1 minggu
sebelum haid.
DASAR : menentukan waktu ovulasi dari data haid yang
dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
Setelah pasangan suami istri (pasutri) memutuskan untuk menggunakan
metode kontrasepsi kalender, pasutri harus melakukan pencatatan/observasi
siklus haid selama 6-12 bulan, sehingga siklus haid terpendek dan terpanjang
dapat diketahui.
Bagi perempuan dengan siklus haid 28 hari tidak ada masalah tetapi
jarang ada wanita yang mempunyai siklus teratur setiap 28 hari.
Tahun 1930 Kyusaku Ogino di Jepang dan Herman Khaus di Austria ,
menemukan :
·
Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke 15
sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum ahid yang
akan datang.
·
Knaus : ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15
sebelum haid berikutnya.
TEKNIK METODE KALENDER
a. Seorang
wanita menentukan masa suburnya dengan:
·
Mengurangi 18 hari dari siklus
terpendek , untuk menentukan awal masa subur
·
Mengurangi 11 hari dari siklus terpanjang untuk
menentukan akhir masa subur.
b. Kalkulasi masa subur secara tradisional di dasarkan
pada 3 asumsi.
·
Ovulasi terjadi 14 di tambah 2 hari sebelum
haid yang akan datang
·
Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam
setelah ejakulasi
·
Ovum dapat hidup 24 jam
setelah ovulasi hidup 24 jam setelah ovulasi
Contoh :
Ny. A setelah di observasi siklus haidnya
selama 6 bulan di dapatkan bahwa siklus terpendek 28 hari, dan siklus
terpanjang 30 hari.
28-18 = 10 (awal masa subur hari ke 10)
30-11 = 19 (akhir masa subur hari ke 19)
Jika Ny A. menstruasi tanggal 10 Maret maka masa
subur Ny. A adalah : 19 Maret (awal masa subur) s/d 28 Maret.
EFEKTIFITAS METODE KALENDER
Angka kegagalan : 14,4 – 47 kehamilan pada 100
wanita pertahun. Efektif bila siklus haid teratur, karena jarak waktu haid
dengan haid yang akan datang relatif sama.
KEUNTUNGAN
a. Aman.
Pengertian
aman alat kontrasepsi adalah alat/bahan yang digunakan baik oleh istri maupun
sang suami, adalah aman bila dipakai, sangat rendah risiko komplikasi dan cepat
kembalinya masa bila kesuburan alat tersebut dihentikan
b. Murah
atau tanpa biaya
c. Dapat diterima oleh banyak golongan agama. Karena
ada beberapa agama yang tidak memperbolehkan menggunakan alat kontrasepsi
modern.
d. Sangat berguna baik untuk merencanakan maupun untuk
menghindari terjadinya kehamilan
e. Mengajari wanita, kadang suaminya tentang siklus
haid. Jarang seorang suami mau terlibat langsung untuk urusan alat kontrasepsi.
Kebanyakan laki-laki berpendapat bahwa KB adalah urusan perempuan. Dengan
metode kalender seorang suami mau tidak mau akan terlibat langsung dengan
siklus haid istri.
f. Adanya
kerjasama dan komunikasi antara suami-istri. Apabila istri menggunakan alat
kontrasesi modern seorang suami jarang bertanya tentang segala sesuatu yang
menyangkut soal KB. Tetapi dengan metode kalender, seorang suami akan selalu
bertanya untuk mengetahui masa pantang senggama atau tidak sehingga menambah
komunikasi antara suami istri.
KERUGIAN
- Kurang efektif dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain. Karena membutuhkan komitmen yang kuat antara suami dan istri.
- Perlu instruksi dan konseling sebelum memakai metode ini. Karena tidak setiap pasangan suami istri tahu tentang siklus haid dan cara menentukan masa subur.
- Memerlukan catatan siklus haid yang teratur (minimal 6-12 bulan)
2. METODE LENDIR SERVIK (METODE OVULASI BILLINGS/MOB)
Adalah : suatu cara untuk mencegah kehamilan
dengan pengenalan cairan mukosa servik dan dipengaruhi oleh hormon progesteron
dan estrogen atau progesteron saja, dimana kedua hormon tersebut mencegah
terjadinya ovualasi dengan membuat lendir servik kental dan mempengaruhi
perubahan mofilitas uterus dan tuba falopii.
Metode lendir servik dilakukan dengan wanita
mengamati lendir serviknya setiap hari. Lendir bervariasi selama siklus haid.
Ketika ovum mulai matang, jumlah estrogen yang dihasilkan meningkat yang
menyebabkan peningkatan lendir servik. Kadar estrogen terus meningkat sebelum
terjadi ovulasi dan jumlah lendir servik meningkat menjadi jernih dan melar.
Wanita diajari mengamati dan mencatat lendir
serviknya beberapa kali dalam sehari, baik dengan mengumpulkan pada kertas
toilet maupun dengan memasukkan jari tangannya ke dalam vagina untuk memeriksa
konsistensi dan penampilannya. Wanita juga didorong untuk mengenali perubahan
sensasi lendir serviknya.
Pada tiap siklus haid diproduksi 2 macam
lendir servik oleh sel-sel servik :
a. Lendir
type E (Estrogen)
·
Diproduksi pada fase akhir pra-ovulasi dan fase
ovulasi
·
Sifat-sifat :
-
Banyak, tipis, seperti air dan viskositas rendah
-
Elastisitas besar : lendir direnggangkan tidak
putus
- Bila dikeringkan menjadi bentuk seperti daun pakis
-
Spermatozoa dapat menembus lendir ini
Sehingga pada lendir jenis ini wanita/pasangan suami istri harus pantang
senggama
b. Lendir
Type G (Gestagenik )
·
Diproduksi pada fase awal pra-ovulasi dan setelah
ovulasi
·
Sifat-sifat :
-
Kental
-
Viskositas tinggi
-
Keruh
·
Dibuat karena peninggian kadar progesteron
·
Spermatozoa tidak dapat
menembus lendir ini
Sehingga pada lendir jenis ini
wanita/pasangan suami istri dapat melakukan senggama.
PENYULIT-PENYULIT
METODE LENDIR SERVIK
a. Keadaan
fisiologis (sekresi vagina karena rangsangan seksual)
b. Keadaan patologis (infeksi vagina,
penyakit-penyakit). Pada keadaan ini pasangan suami istri (pasutri) atau ibu
harus lebih berhati-hati agar tidak salah dalam menentukan/memastikan lendir
yang keluar. Apakah lendir serviks atau cairan yang keluar karena infeksi atau
penyakit yang diderita ibu.
c. Keadaan
psikologis (sterss fisik dan emosional).
TEKNIK METODE LENDIR SERVIK
Untuk memakai lendir servik, kita harus memperhatikan lendir atau
kebasahan vagina. Jika diperiksa setiap hari
kita akan tahu kapan masa subur kita sendiri. Dan kita dapat menghindari
melakukan hubungan seksual pada masa subur tersebut.
CARA MENGGUNAKAN METODE LENDIR SERVIK :
a.
Jangan melakukan hubungan
intim pada hari-hari dimana kita merasa atau melihat kebasahan atau lendir.
Bila ingin melakukannya, gunakan kondom tanpa spermicide àcara yang tidak akan
merubah lendir karena spermicide akan menambah lubrikasi cairan lendir.
b.
Jangan melakukan hubungan
intim sampai 4 hari setelah hari terakhir adanya lendir yang bersih dan licin
c. Jangan merasa sulit mengetahui kapan masa subur
atau bila mengalami infeksi vagina, maka menggunakan cara lain. à infeksi
vagina akan mempersulit dalam menentukan jenis lendir servik.
KERUGIAN
a. Membutuhkan
komitmen
b. Perlu diajarkan oleh spesialis KB Alami
c. Dapat
membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode
d. Infeksi
vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
e. Melibatkan
sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita
f. Membutuhkan
pantangan
KEUNTUNGAN
a. Dalam
kendali wanita
b. Memberikan
kepada pasangan menyentuh tubuhnya
c. Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada
tubuh
d. Memperkirakan lendir yang subur sehingga
memungkinkan kehamilan
e. Dapat
mencegah kehamilan
3. Metode
Suhu Basal
Suhu basal tubuh adalah perbedaan antara suhu tinggi dan rendahnya suhu
tubuh </> dari 1ºC yang diukur untuk mengecek masa-masa rendah atau
tingginya suhu tubuh.
Dalam pengertian lain suhu badan basal adalah suhu tubuh kita setelah
istirahat panjang/setelah bangun tidur.
Termasuk dalam jenis KB alamiah.
Dasar : peninggian suhu badan basal 0,4-1 ºC
(rata-rata 0,5) pada waktu ovulasi. Peninggian suhu badan basal mulai 1- 2 hari
setelah ovulasi dan disebabkan oleh peninggian kadar progesteron. Biasanya 2
minggu pertama setelah menstruasi suhu badan basal rendah berhubung adanya hormon
estrogen yang mempertahankan suhu tetap rendah berkisar 36,2-36,38 º C.
Metode suhu badan basal dapat digunakan untuk
menentukan kapan ovulasi terjadi dan mengidentifikasi kapan hari-hari subur
setelah ovulasi dan hari-hari tidak subur setelah ovulasi.
Pendetetesian suhu tubuh ini dapat digolongkan
menjadi 2 fase siklus menstruasi, yaitu :
a. Fase Folikuler (fase suhu rendah) yaitu suhu
rata-rata basal kita lebih rendah dari pada suhu rata-rata setelah terjadinya
ovlasi.
b. Fase
Luteal (Fase suhu tinggi) yaitu fase setelah terjadinya ovulasi.
TEKNIK METODE SUHU BADA BASAL
a. Umumnya
digunakan termometer khusus dengan kalibrasi yang diperbesar (basal
termometer), meskipun termometer biasa dapat dipakai juga.
b. Waktu
pengukuran harus pada saat yang sama, setiap pagi dan setelah tidur nyenyak .
Sedikitya 3-5 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak.
c. Pengukuran
dilakukan secara :
v Oral
(3 menit, termometer ditaruh di bawah lidah
v Rektal (1 menit), ini cara yang terbaik
v Vaginal
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SUHU BADAN BASAL
a. Influensa
atau infeksi traktus respiratorius lain
b. Infeksi
atau penyakit lain yang meninggikan suhu badan
c. Inflamasi
lokal lidah, mulut, atau daerah anus
d. Faktor-faktor situasional seperti mimpi buruk,
jetlag, stress berat, dan lainnya
e. Jam
tidur yang ireguler
f. Pemakaian
minum panas, dingin, sebelum pengambilan suhu badan basal
g. Kegagalan
membaca termometer dengan tepat
h. Minum-minuman yang beralkohol dan merokok
i. Pasca
operasi bedah
j. Meminum
obat-obatan tertentu
MACAM-MACAM PENINGGIAN SUHU
BADAN BASAL
a. Peninggian
suhu yang mendadak
b. Peninggian
suhu yang perlahan-lahan
c. Peninggian
suhu yang bertingkat
d. Peninggian
suhu seperti gigi gergaji
EFEKTIFITAS METODE SUHU BADAN BASAL
Angka kegagalan lebih dari 20% kehamilan pada
100 wanita pertahun.
4. Metode
Symtotermal
DASAR
a. Merupakan
kombinasi dari bermacam metode KB alamiah untuk menentukan masa subur atau
ovulasi.
b. Metode
Symtotermal disebut juga metode gejala suhu, menggunakan segala tanda dan
gejala munculnya ovulasi.
EFEKTIFITAS
Angka kegagalan 9,4-34,4 kehamilan pada 100 wanita per tahun.
B. COITUS
INTERUPTUS
Senggama terputus atau koitus adalah penarikan penis dari vagina sebelum
terjadi ejakulasi, dengan demikian semen (air mani) sengaja ditumpahkan diluar
liang senggama untuk mencegah sel mani memasuki area fertilasi.
Menurut buku lain menagatakan bahwa senggama terputus adalah senggama
yang dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan
pria (penis), dikeluarkan dari vagina. Cara ini tidak berbahaya baik fisik
maupun mental.
MANFAAT
Kontrasepsi :
- Efektif apabila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Tidak ada efek samping
- Tidak membutuhkan biaya
Non-Kontrasepsi
- Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
- Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
EFEKTIFITAS
Angka kegagalan (kehamilan) tinggi, yaitu antara 18-38%. Sebab kegagalan tersebut antara lain :
- Adanya pengeluaran cairan sebelum ejakulasi yang mengandung sel mani sebelum ditarik keluar
- Terlambat mengeluarkan penis dari liang senggama
- Bila semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan semen, sel mani dapat masuk kedalam dan menyebutkan kehamilan.
KELEMAHAN
- Efektifitas tergantung kepada pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun)
- Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
- Memutus kenikmata dalam melakukan hubungan seksual.
Dapat dipakai untuk :
1. Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam
keluarga berencana
2. Pasangan yang taat beragama/mempunyai alasan filosofi
untuk tidak memakai metode-metode lain
3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil
menunggu metode yang lain
5. Pasangan
yang membutuhkan metode pendukung
6. Pasangan yang melakukan hubungan seksual yang tidak
teratur.
Tidak dapat dipakai untuk :
1. Suami
dengan pengalaman ejakulasi dini
2. Suami yang sulit melakukan senggama terputus
3. Suami yang memiliki kelainan fisik/psikis
4. Ibu yang memiliki pasangan yang sulit bekerjasama
5. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama
terputus.
Instruksi Bagi Pasien :
1. Meningkatkan kerjasama dan membangun saling
pengertian sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan
serta menyepakati penggunaa metode senggama terputus.
2. Sebelum berhubungan pria mengosongkan kandung kemih
dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi
sebelumnya.
3. Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera
mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma diluar
vagina. Pastikan pria tidak terlambat melakukannya.
4. Tidak
diajurkan pada masa subur
5. Sebelum
senggama, cairan pra-ejakualat pada ujung penis harus dibersihkan terlebih
dahulu.
6. Coitus
interuptus bukan metode yang baik, bila pasangan suami istri menginginkan
senggama yang berulangkali, karena semen masih dapat tertinggal dalam cairan
bening pada ujung penis.
7. Coitus
interuptus bukan metode yang baik , bila suami mempunyai kesulitan untuk
mengetahuri kapan ia akan ejakulasi.
8. Coitus
Interuptus cukup tepat untuk suami yang tidak mempunyai perembesan dari cairan
pra-ejakulasi sebelum senggama
DAFTAR PUSTAKA
- Abdul Bakri S, 2004, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
- BKKBN, 1996, Informasi Pelayanan Kontrasepsi Edisi Kelima, BKKBN, Jakarta.
- Burvis, August dkk, 2000, Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan, Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta
- Depkes, RI, 1996, Keluarga Berencana, Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta.
- Everet Suzane, 2005, Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif, EGC, Jakarta
- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aeskulapius
- Gunawan Hardo, 1994, Keluarga Berencana, BKKBN, Jakarta
- Hartanto H, 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Anggota IKAPI, Jakarta.
- Helen Varney, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta.
- JNPKKR, 2003, Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustka, Jakarta
- Manuaba, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Remaja Wanita. Arcan, Jakarta.
- Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC, Jakarta
- Prawirahardja S, 1981, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
- Depkes RI, 2004, Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB, DEPKES RI, Jakarta.
- Gunawan H, Nardho S, 1996, Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana, Depkes RI, Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta.
METODE
KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT
A. KONDOM
PENGERTIAN
Kondom adalah : suatu karet tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai
untuk menutupi zakar yang tegang sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga
mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk vagina, dengan demikian mencegah
terjadinya pembuahan. Kondom juga berguna untuk mencegah penularan penyakit
kelamin.
Kondom harus dipakai di penis sewaktu dalam keadaan mengeras (ereksi).
MANFAAT :
1. Kontrasepsi
a. Efektif
bila digunakan dengan benar
b. Tidak
mengganggu produksi ASI
c. Tidak
mengganggu kesehatan klien
d. Tidak
mempunyai pengaruh sistemik
e. Murah dan dapat dibeli secara umum
f. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan
khusus
g. Metode kontrasepsi sementara bila metode
kontrasepsi lainnya harus ditunda.
2. Non-Kontrasepsi
a. Memberi
dorongan pria untuk ikut ber-KB
b. Dapat
Mencegah penularan PMS
c. Mencegah
ejakulasi dini
d. Membantu
mencegah terjadinya kanker servik (mengurangi iritasi bahan karsinogenik
eksogen pada servik)
e. Saling
berinteraksi sesama pasangan
f. Mencegah
imunoinfertilitas
KETERBATASAN
1. Efektifitas
tidak terlalu tinggi
2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi
3. Agak
mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
4. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan
untuk mempertahankan ereksi
5. Memakai kondom yang baru setiap kali berhubungan
seksual, sehingga harus selalu tersedia
6. Beberapa
klien malu untuk membeli kondom di temapt umum
7. Kadang-kadang ada yang tidak tahan/alergi terhadap
karetnya.
8. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah
dalam hal limbah.
MACAM-MACAM KONDOM
1. Kulit
a. Di buat dari membra usus biri-biri
b. Tidak
meregang atau mengkerut
c. Menjalarkan
panas tubuh, sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas senggama
d. Lebih
mahal
e. Jumlahnya
<1% dari semua jenis kondom
2. Lateks
(karet)
a. Paling
banyak digunakan
b. Murah
c. Elastis
3. Plastik
(vinil)
a. Sangat
tipis
b. Juga
menhantarkan panas tubuh
c. Lebih
mahal dari kondom lateks
Kondom dibuat dalam aneka ragam model :
- Apaque
- Transparan
- Berwarna
- Berujung datar atau berujung kantong
- Keringpelumas
- Bermacam-macam ukuran
a. Ada
2 kelas ukuran kondom
Kelas I : Panjang 160 mm, lebar 52 lebih kurang
mm
Kelas II : Panjang 150 mm, lebar 48 lebih kurang 2 mm
b. Umumnya ukuran standart kondom adalah :
Panjang : minimal 106 mm
Lebar : 45-55 mm
Tebal : maksimal 0,07-0,16 mm
CARA KERJA
- Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan
- Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan kepada pasangan yang lain
EFEKTIFITAS
Efektif bila dipakai dengan benar. Angka kegagalan 2-12 kehamilan per 100 perempuan
per tahun.
INDIKASI
1. Pria
a. Penyakit
genetalia
b. Sensitifitas
penis terhadap sekret vagina
c. Ejakulasi
prematur
2. Wanita
a. Vaginistis
b. Kontra
indikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau
kap servik secara antomi atau psikologi tidak memungkinkan.
c. Untuk
membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan dalam vagina
d. Metode
temporer
3. Pasangan
Pria dan wanita
a. Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan
b. Senggama
yang jarang
c. Penyakit
kelamin
d. Herpes
genetalis atau kondiloma akuminata
e. Uretrithis
karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam keadaan terapi
f. Sistitis,
disuria atau pyuria, sampai penyebabnya ditegakkan
g.
Metode sementara sebelum
menggunakan kontrasepsi oral atau IUD
KONTRA INDIKASI KONDOM
1. Absolut
a. Pria dengan ereksi yang tidak baik
b. Tidak
bertanggung jawab secara seksual
c. Alergi terhadap karet terhadap partner seksual
d. Alergi
terhadap karet
2. Relatif
Interupsi seksual fopreplay yang mengganggu ekspresi seksual
EFEK SAMPING DAN CARA PENANGGULANGAN
1. Keluhan
utama akseptor adalah berkurangnya sensitifitas glans penis
2. Adanya
rasa nyeri dan panas
Bila karena alergi :
a. Hentikan
pemakaian kondom
b. Ganti
dengan cara lain
c. Bila
akibat kondom kurang licin : dianjurkan memakai kondom yang mempunyai zat
pelicin.
KOMPLIKASI DAN CARA PENANGGULANGAN
Tertinggalnya kondom dalam liang senggama wanita akibat tidak dilepasnya
kondom setelah pria selesai mengeluarkan air mani. Apabila terlalu lama à busuk à
infeksi.
Tindakan : keluarkan kondom danbersihkan liang senggama dengan
antiseptik.
CARA PENGGUNAAN
1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan
seksual
2. Agar efek sampingnya lebih baik, tambahkan
spermicide ke dalam kondom
3. Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau,
silet, gunting pada saat membuka kemasan
4. Pasangkan kondom pada saat sedang ereksi, tempelkan
pada glans penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra.
Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah
pangkal penis. Pemasangan harus dilakukan sebelum penetrasi ke
dalam vagina
5. Bila
kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka
saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan
pada saat ejakulasi.
B. BARIER
INTRA VAGINAL (DIAFRAGMA)
PENGERTIAN
Diagfragma terbuat dari karet berbentuk mangkok yang digunakan untuk
menutup servik , untuk mencegah masuknya sel mani ke dalam servik Terdapat
berbagai ukuran.
Diafragma tidak disediakan oleh program KB Nasional. Jarang dipakai di Indonesia karena pemasangannya
sulit.
CARA KERJA
Mencegah masuknya spermatozoa ke dalam rahim.
EFEKTIFITAS
Baik bila digunakan dengan spermicida. Angka
kegagalan 3%.
PENGGUNAAN DIAFRAGMA
1. Menentukan
ukuran diafragma, dengan 3 langkah :
a. Jari
telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke dalam vagina sampai ujung jari tengah
menyentuh dinding fornik posterior
b. Titik
dimana jari telunjuk menyentuh sympisis pubis ditandai dengan ujung jari tangan
yang sama, kemudian kedua jari dikeluarkan dari dalam vagina
c. Pinggir
alas dalam diafragma diletakkan pada ujung jari tengah, dari pinggir alat yang
berlawanan diletakkan di depan ibu jari, maka akan diperoleh diameter diafragma
yang tepat.
2. Cara
pemasangan diafragma
a. Kaki diangkat ke atas kursi/dudukan toilet
b. Sambil
berbaring
c. Sambil
jongkok
d. Lebarkan
kedua bibir vagina
e. Masukkan
diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran ke
atas dibalik tulang pubis
f. Masukkan
jari ke dalam vagina sampai menyentuh servik, sarungkan karetnya dan pastikan
servik telah dilindungi
g. Diafragma
dipasang di vagina sampai 6 jam setelah pemsangan, tambahkan spermicida ke
dalam vagina. Diafragma berada di dalam vagina paling tidak 6 jam setelah
dilakukannya hubungan seksual. Jangan tinggalkan diafragma di dalam vagina >
24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan mencuci vagina setiap waktu,
pencucian vagina bisa dilakukan setelah di tunda 6 jam sesudah hubungan
seksual)
h. Mengangkat
dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah
i. Cuci
dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di tempat.
3. Diafragma
sudah terpasang baik bila :
a. Pinggir
alas diafragma menyentuh diding lateral vagina
b. Servik
tertutup oleh diafragma
c. Diafragma
terletak dengan baik antara fornik posterior dan syimpisis pubis
4. Cara
mengeluarkan diafragma
a. Diafragma
tidak boleh dikeluarkan selama 6-8 jam setelah senggama selesai
b. Pembilasan
(douching) tidak diperkenankan
c. Diafragma
dapat dibiarkan dalam vagina selama 24 jam setelah senggama selesai, lebih dari
itu, dapat menimbukan infeksi.
KEUNTUNGAN
1. Kontrasepsi
a. Tidak
menimbulkan efek samping
b. Dapat
mencegah penularan penyakit kelamin
c. Lebih
baik dari pada tidak menggunakan alat kontrasepsi
d. Efektif
bila digunakan dengan benar
e. Tidak
mengganggu produksi ASI
f. Hanya
dipakai saat diperlukan, dsb
2. Non
Kontrasepsi
Perlindungan terhadap PMS
KERUGIAN
- Memerlukan tingkat motifasi yang tinggi dari pamakai
- Wanita perlu memegang atau memanipulasi genetalianya sendiri
- Perlu instruksi cara pemakain oleh petugas
- Menjadi mahal bila sering dipakai à biaya spermicida
- Insersi lebih sulit
- Terlalu basah/becekà spermicida
- Keberhasilan tergantung pada kepatuhan cara penggunaan.
EFEK SAMPING
- Infeksi saluran uretra à antibioti bila diafragma jadi pilihan utama, atau sarankan ganti cara lain
- Reaksi alaergi à metode lain
- Nyeri à pastikan letak diafragma benar
- Cairan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam à periksa benda asing à keluarkan.
SEBAB-SEBAB KEGAGALAN
- Ketidaktahuan cara pemakaian yang benar
- Ukuran diafragma tidak tepat
- Terjadinya perubahan letak diafragma selama senggama
- Adanya cacat atau kerusakan diafragma.
C. SPERMICIDA
Adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa di dalam
vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia interna, sehingga
tidak cukup jumlah dan kemampuan untuk dapat melakukan pertemuan (konsepsi)
dengan sel telur.
Dasar :
Mekanis : menghalangi
sperma
Kimiawi :
imobilisasi/mematikan sperma
CARA KERJA
1. Melumpuhkan
sperma
2. Menutup
mulut servik
3. Begitu baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma
EFEKTIFITAS
Angka kegagalan
: 11-13%
EFEK SAMPING
Belum pernah dilaporkan terjadinya efek samping
yang serius (spermicida telah dipakai selama >60 tahun)
MACAM-MACAM SPERMICIDA
1. Jelly
2. Cream
3. Busa
4. Supositoria,
dll
CARA PENGGUNAAN BAGI KLIEN
1. Cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa/cream) dan
insersi spermicida
2. Penting
untuk menggunakan spermicida setiap melakukan aktivitas hubungan seksual
3. Jarak
tunggu sesudah memasukkan tablet vagina dan sopositoria adlah 10-15 menit
4. Tidak
ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
5. Penting
untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan penyimpanan
dari setiap produk
6. Spermicida
ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga servik terlindungi dengan baik.
KEUNTUNGAN
1. Efektif seketika (busa dan cream)
2. Tidak
mengganggu produksi ASI
3. Bisa digubakan sebagai pendukung metode lain
4. Tidak
mengganggu kesehatan klien
5. Tidak
mempunyai pengaruh sistemik
6. Mudah
digunakan
7. Mieningkatkan
lubrikasi selama hubungan seksual dan tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan
kesehatan khusus
8. Sebagai
salah satu perlindungan terhadap PMS termasuk HIV/AIDS
KERUGIAN
1. Efektifitas
kurang
2. Efektifitas
kontrasepsi tergantung pada kepatuhan menggunakan cara penggunaan
3. Ketergantungan
penggunaan dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan
seksual
4. Efektifitas
aplikasi hanya 1-2 jam
5. Dianggap
merepotkan
6. Reaksi
alergi lokal
KONTRA INDIKASI
1. Absolut
a. Kebutuhan
akan suatu metode dengan efektivitas tinggi karena alasan kesehatan, pribadi
atau sosial.
b. Penghentian
seksual fereplay akan menghambat atau menghalangi minat seksual
c. Ketidak mampuan penerimaan estetik pada salah satu
partner
d. Alergi
terhadap isi spermicida
e. Alergi
kronis
2. Relatif
a. Penghentian
seksual foreplay akan mengganggu senggama
b. Fertilitas
tinggi
c. Dispareuni
d. Vaginismus
3. Temporer
a. Vaginistis
akut oleh karena sebab apapun, meskipun sedang dalam pengobatan
b. Penyakit
menular aktif/tersangka
c. Kondiloma
akuminata, dermatitis simplek dll
d. Uretritis,
sistitis, disuria, pyuria
METODE
KONTRASEPSI MODERN
1. HORMONAL
Hormone dalam kontrasepsi
Merupakan
metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversible untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Jenis hormone yg terkandung didalamnya adalah jenis hormone alamiah
misalnya medroxy progesterone acetat (depo MPA), tetapi kebanyakan berisi
hormone sintetik. Kontrasepsi yang mengandung sediaan progesterone saja berupa
pil (minipil), depo injeksi, alat kontrasepsi daalam rahim (AKDR), dan implant.
Sedangkan kontrasepsi hormonal yang berisi hormone estrogen dan progesterone
adalah dalam bentuk injeksi dan oral.
Hormone yg terkandung dalam kontrasepsi adl ;
a. Estrogen
sintetik
Estrogen alamiah (estradiol) jarang digunakan karena
jenis ini cepat sekali diserap oleh usus dan mudah dihancurkan oleh hati. Agar
tdk mdh hancur maka ditambahkan gugusan etinil sehingga terbentuk jenis
estrogen sintetik dgn nama etinilestradiol. Hampir semua kontrasepsi oral
menggunakan estrogen sintetik dengan jenis etinilestradiol.
b. Progesteron
/gestagen sintetik
Umumnya digunakan dalam kontrasepsi oral dapat berasal
dari turunan progesterone dan turunan testosteron. Jenis yang sering dipakai
adalah noristeron, DL –norgestrel, levonorgestrel, desogestrel, gestoden,
diogest, norgestimat, klormadinon asetat (KMA), siproseton asetat, (SPA),
medroksi progesterone asetat (MPA), mifepriston dan danasol.. Masing-masing
dari gestagen sintetik mempunyai cara kerja dan kelebihan serta kelemahan yang
berbeda.
Pengaruh
kontrasepsi hormonal
Semua organ
tubuh wanita yang berada di bawah pengaruh hormone seks tentu akan dipengaruhi
oleh kontrasepsi hormonal. Pada organ tersebut akan terjadi perubahan tertentu.
Hal tersebut akan dipengaruhi oleh dosis, jenis hormone, dan lama penggunaan.
Organ yang paling terpengaruh adalah endometrium, miometrium, serviks dan
payudara.
Macam;macam
kotrasepsi hormonal
a. Oral
1) Kombinasi (Combine Oral contrasepion/ COC)
2) Progestin
(Progestin Only Pil/ POP)
b. Suntik
1) Suntikan
kombinaasi
2) Suntikan
progestin
c. Alat
kontrasesi bawah kulit (AKBK)/implant
d. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dengan progestin
(Mirena)
KONTRASEPSI ORAL
1.
Bentuk
pemberian
Biasanya dikemas dalam satu kotak yang berisi 21 atau 22
tablet tetapi ada juga yang 28 tablet dengan 6 atau 7 tablet terakhir yang
berupa placebo sehingga tidak perlu istirahat 6 atau 7 hari.
2.
Jenis
kontrasepsi
a.
Kombinasi (Combine Oral contrasepion/ COC)
1) Jenis
v Kombinasi
sekuensial (bifasik/trifasik)
System bifasik berdasarkan pemikiran
bahwa siklud haid wanita normal adalah fase folikuler-proliferasi (fase
estrogen) dan luteal-sekresi (fase progesterone)àsilkus
haid normal. Perbedaan monofasik dan bifasik, pada bifasik hanya estrogen dulu
yang bekerja menekan seresi gonadotropin sedangkan monofasik estrogen dan
progesterone bekerja bersama-sama. Pada
sekuensial pengentalan lender serviks kurang begitu baikà dapat terjadi penetrasi sperma. Jarang
digunakan.
v Kombinasi
monofasik
Adalah jenis kontrasepsi kombinasi
yg tersedia secara umum dalam berbagai merk. Setiap tabletnya mengandung 20-100
µg etinilestradiol dan gestagen dengan dosis tertentu. Estrogen dosis rendah
(20-35 µg), dan estrogen dosis tinggi (50 µg). jenis estrogen yg dipakai à
etinil setradiol. Dosis rendah lebih sering digunakan. Dosis tinggià
kasus perdarahan. Kombinasi monofasik yang banyak diproduksi saat ini adl
kontrasepsi dengan estrogen dan gestagen dosis rendahàmenekan
ovulasi secara efektif.
Jenis
lain dari kombinasi monofasik adl kombinasi bertingkat dikenal dgn 2 tingkat
dan 3 tingkat (Triquilar). Kombinasi ini adl sebuah solusi agar kadar gestagen
kadarnya dikurangi sehingga dibuatlah kontrasepsi bertingkat. Pada sediaan 2
tingkat, pd tingkat pertama dosis gestagen lebih rendah dengan kombinasi
konvensial yaitu 0,05 mg dan pd tingkat kedua dosisnya 0,125 mg, sedangkan pd
estrogen pd kedua tingkatan sama. Pada system tiga tingkat dosis gestagen
dinaikkan setelah 6 hari dan 5 hari kemudian dinaiikan kembali dari 30 menjadi
40 µg. system dua dan tiga tingkat ini merupakan sediaan kombinasi tetapi bukan
kombinasi sekuensiial. Pada sediaan ini estrogen dan progesterone telah sejak
awal menekan sekresi gonadotropin . penekanan ini terjadi tidak hanya terhadap
sekresi basal FSH dan LH, melainkan juga penekanan LH preovulasi. Akibatnya
adanya progesterone sejak awal proses implantasi akan terganggu, pembentukan
lendir serviks tidak fisiologis, dan terganggunya motilitas tuba, sehingga
transportasi telur dgn sendirinya akan terganggu.
2)
Cara
kerja kombinasi monofasik
Ø Menghambat
ovulasi
Pada sediaan monofasik estrogen dan progesterone bekerja
bersama-sama sejak awal.
Ø Membuat
endometrium tidak mendukung untuk implantasi
Ø
Membuat
lendir serviks tdk bisa ditembus sperma
Keuntungan pemberian progesterone
sejak awal pemakaian adl pengentalan lendie serviks shg akan sulit ditempus
oleh sperma.
Ø
Pergerakan
tuba terganggu sehingga transportasi ovum terganggu.
3)
Efektifitas
Dengan pemakaian rutin efektifitas adl 99%, bila digunakan
tiap hari 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan,
sedangkan pada pemakaian yang kurang betul efektifitasnya turun menjadi 93%.
4)
Kontraindikasi
·
Mutlak
a) Perempuan yang diduga/didiagnosis hamil
b) Perempuan
yang menyusui (pada saat menyusui eksklusif atau ibu tidak ingin produksi ASI
terganggu). Kandungan estrogen akan menekan poduksi ASI.
c) Perempuan
dengan perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya. Perdarahan dilihat
dari siklusnya yaitu apabila kurang 21 hari atau lebih dari 35 hr dan durasi
yaitu lebih dari 14 hari.
d) Perempuan dengan trombosis vena dan atau arteri pada masa
lalu atau saat ini. Varises adl bentk thrombosis vena yg plg sering dijumpai
dan dpt dilihat dgn mata telanjang. Namun demikian varises yg tidak disertai
dgn kelainan sistemik misalnya hipertensi, jantung, aman untuk mengkonsumsi pil
sbg alkon.
e) Perempuan dengan penyakit kardiovaskuler tmsk stroke,
jantung atau TD > 160/90 mmHg.
f) Perempuan dgn riwayat gangguan faktor pembekuan darah
> 20 th.
g) Diabetes
Militus dengan komplikasi
h) Empat
minggu sebelum pembedahan mayor
i) Obesitas
dgn indeks masa tubuh /IMT diatas 35
j) Perokok
aktif usia > 35 th
k) Perempuan
dgn migraine dan gejala neurologic fokal (epilepsy/riwayat epilepsy).
·
Relative
a) Perempuan
yg berpenyakit dan terapi obatnya mempengaruhi efektifitas pil kombinasi (TBC,
epilesi)
b) Depresi
berat
c) Perempuan
yg tdk dpt menggunakan pil secara teratur.
5)
Kelebihan
o Reversible
dan jangka waktu pulihnya kesuburan cepat.
o Meredakan dismenorhea, siklus haid menjadi teraturà mengurangi anemia.
o Mengurangi risiko terjadinya kista ovarium, kanker
endometrium dan ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak payudara, dan
kehamilan ektopik.
o Tidak
mengganggu hubungan seksual
o Mudah
dihentikan setiap sat
o Dpt digunakan pada semua usia (remaja sampai menopause)
o Dpt digunakan pd jangka wkt yg lama
6)
Kelemahan
Pil
harus diminum setiap hari.
Dapat
mengurangi produksi ASI
Kenaikan
metabolisme sehingga sebagian akseptor akan menjadi lebih gemuk.
Dapat
meningkatkan tekanan darah
Tidak
mencegah infeksi menular seksual (IMS)
7)
Ketidaknyamanan
dan efek samping
v Mual
terutama pada 3 bln pertama.
v Nyeri
payudara
v Adanya
silent menstruation atau amenorrhea on the pill (tdk terjadi haid
stlh penggunaan pil) hal ini disebabkan karena efek langsung kontrasepsi thd
endometrium yaitu kurang adekwatnya pengaruh estrogen thd endometrium shg
proliferasi menjadi kurang sempurna.
v Adanya
perdarahan sela (spotting) terjadi pada awal penggunaan pil kontrasepsi.
Komponen gestagen yg terbukti sebagai penyebab perdarahan sela.
v Pada
wanita yg mempunyai riwayat sudah pernah mengalami gangguan haid, pada
penggunaan pil kontrasepsi akan mudah mengalami gangguan haid.
8)
Waktu
penggunaan
Ø Pada
saat haid untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil dengan memilih
placebo sesuai hari keberapa haid pd saat pertama meminumnya.
Ø Jika
menggunakan segera setelah haid maka akseptor dimotivasi uutuk menggunakan
barier lain selama 7 hari atau tidak melakukan hubungan seksual sampai dengan
sampai pil habis.
Ø Jika
tidak pada saat haid perlu ditanyakan riwayat hubungan seksual (jika tdk
berhungan atau menggunakan barier lain) pil bisa diberikan dgn catatan ibu
menggunaka barier lain atau tidak berhubungan seksual sampai menstruasi dating.
Ø Jika
tidak pada saat haid dan ibu melakukan hubungan seksual aktif maka disaraankan
untuk menunggu menstruasi berikutnya.
Ø Pasca
keguguran (segera atau maksimal 7 hari)
Ø Setelah
melahirkan (setelah 6 bulan jika ibu memberikan ASI Eksklusif).
9)
Catatan
·
Bidan menunjukkan dan
mengajarkan kepada klien cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan jelaskan
cara meminumnyaàsesuai
panah /keadaan
·
Pil diminum setiap hari
dengan waktu yg sama, misalnya diminum setiap ibu akan tidur pada malam hari.
·
Kelupaan pil selain dapat
menyebabkan kegagalan (kehamilan) jg dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
bercak, terutama jika terlupa pada pertengahan siklus.
·
Pil diutamakan dimulai pada
awal haid, tetapi jika tdk perlu diberitahu sesuai panah dalam pilàpermulaan
pil disesuaikan dengan keadaan.
·
Bila ibu muntah dalam waktu
2 jam setelah meminum pil, ambillah pil yang lain (sesuai urutan) atau gunakan
barier lain.
·
Bila terjadi muntah hebat
atau diare lebih dari 24 jam dan tdk menjadikan keadaan lebih buruk, maka pil
dapat diteruskan seperti biasa, namun apabila keadaan tersebut berlangsung
selama 2 hari atau lebih, maka penatalaksanaannya diatur seperti berikut :
- Apabila
ibu lupa/tidak bisa mengkonsumsi ilk arena bepergian atau alas an lain selama 1
hari, maka segera minum saat ingat atau sudah kembali meskipun harus minum 2
pil pd hari itu.
- Apabila
ibu tidak minum 2 pil atau lebih, maka ibu harus mengejar ketertinggalan
tersebut dengan meminum 2 pil dalam sehari sampai dengan jadwal yg seharusnya
terkejar. Ibu sebaiknya menggunakan barier lain atau tidak melakukan hubungan
seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
10) Pemberian pada akseptor baru
Berikut
merupakan hal-hal yg perlu diperhatikan pd akseptor baru yg dating ke
klinik pd saat menstruasi.
Durasi
haid adl hal penting untuk kita tanyakan pd akseptor baru yg dating pd saat
menstruasi, ini untuk menentukan pil mana yg akan dikonsumsi.
Prinsip
pemberian pd akseptor baru yg sedang menstrusi adl usahakan memberikan jadwal
menyerupai normofasik (pada saat haid diberikan placebo) tetapi jg disesuaikan
dengan keadaan.
Dua
hari sebelum haid berakhir usahakan akseptor sudah mengkonsumsi pil yg berisi
hormonal, sehingga setelah haid berakhir ibu tidak perlu menggunakan barier
lain.
Pil
yg berisi hormone bisa diberikan pada saat menstruasi, namun perlu diberikan
KIE bahwa durasi haid jd lebih pendek dibandingkan biasanya.
Apabila
terpaksa pd pil yg berisi hormone belm dikonsumsi pd hari terakhir haid, maka
berikan KIEàmemakai
barier non hormonal.
b. Kotrasepsi
pil progestin (minipil/ Progestin Only Pil/POP)
Penggunaan mini pil di berbagai Negara msh rendah,
dimungkinkan karena mini pil bukanlah kontrasepsi yg cukup efektif untuk
encegah kehamilan, hal ini karena rendahnya kadar gestagen sehingga pil ini
akan efektif jika bersamaan dengan pross menyusui.
v Cara
kerja
Pengaruh mini pil terhadap organ-organ reproduksi yg
berkaitan dengan cara kerja mini pil.
a) Terhadap
ovarium
Meskkipun tak sekuat pil kombinasi tetapi mini pil masih bisa menghambat sekresi
gonadotropin dan sintesis steroin seks di ovarium. Penekanan tidak terlalu kuatà
mungkin terjadi ovulasi.
b) Terhadap
endometrium
Menghambat proliferasi dan menyebabkan terjadinya
transformasi endometrium lebih awal. Mini pil mempersulit implantasi blastisit
di endometrium.
c) Terhadap
serviks
Lebih kentalà penetrasi sperma
terganggu.
d) Terhadap
tuba falopi
Jangka panjangà mitilitas tuba, fertilisasi, serta
transportasi sperma.
Motilisasi à resiko KET lebih besar.
v Efektifitas
Tergantung dari jenis gestagennya, resiko hamilà
lupa meski Cuma 1 pil. Agar efektifitas tinggi perlu diperhatikan :
- Jangan
sampai ada pil yg terlupa
- Pil digunakan pada jam yg sama(malam hari)
- Senggama sebaiknya dilakukan 3-30 jam setelah penggunaan
mini pil.
- Hati-hati pada wanita gemuk, à kadar estrogen tinggi akan mempunyai pengaruh terhadap
lendir serviks (lebih mudah ditembus)
- Kehandalan mini pil adl pada wanita yang berusia tua
dibandingkan yg berusia muda. Indeks pearl pada pengguna
usia 25-29 adl 3,1 sedang usia 35-39 adl 1,0 dan usia >40 th adl 0,3.
Semakin kecil indeks pearl semakin tinggi efektifitasnya.
v Keuntungan
a) Cocok
sbg alkon untuk perempuan yg sedang menyusui
b) Sangat
efektif pada masa laktasi
c) Dosis
gestagen rendah
d) Tidak
menurunkan produksi ASI
e) Tidak
mengganggu hubungan seksual
f) Kesuburan
cepat kembali
g) Tidak
memberikan efek samping estrogen
h) Tidak
ada bukti peningkatan risiko tromboemboli vena dan resiko hipertensi
i) Cocok
untuk perempuan yg menbderita DM dan migraine fokal
j) Cocok untuk perempuan yg tdk bisa mengkonsumsi
estrogen
k) Dapat
mengurangi dismenorhea
v Keterbatasan
a) Agar
efektif à
minum dgn cermat
b) Tidak
melindungi IMS
c) Hirsutisme
(tumbuh rambut/bulu berlebihan didaerah muka, tetapi jarang terjadi.
d) Kurang
efektif jika dikonsumsi bersamaan dgn obat TBC atau epilepsy
e) Sejumlah
kecil mengalami kista ovarium
f) Risiko kehamilan ektopik jika terjadi kegagalan
penggunaan
v Efek samping
a) Perdarahan tidak teratur/terganggunya pola haid
(spotting, amenorrhea)
b) Nyeri
tekan payudara
c) Fluktuasi
badan
d) Mual
e) Kembung
f) Depresi
v Kontraindikasi
a) Kehamilan
b) Perdarahangenetalia
yang tidak terdiagnosis
c) Perempuan
yg tdk mau terjadi gangguan haid
d) Mengkonsumsi odat-obatan spt tuberculosis dan epilepsy
e) Terkena
atau mempunyai riwayat kanker
f) Terkena
atau mempunyai riwayat mioma uteri
g) Riwayat
stroke
v Waktu penggunaan
a) Mulai
hari ke-1 s.d ke-5 siklus haid (tdk diperlukan barier lain)
b) Jika
tidak ada dugaan kehamilan bisa diberikan hari ke 5 siklus haidà
tdk boleh melakukan hubungan atau memakai barier
c) Bila
ibu menyusui lebih dari 6 minggu post partumà
mini pil sewaktu-waktu
d) Bila
ingin pindah cara lainà
sesuai dengan kunjungan ulang
3.
Hal-hal
yang harus diperhatikan pada ujungan awal klien dengan kontrasepsi
oral
a. Riwayat
haid (kapan haid terakhir, nyeri haid, banyaknya haid
b. Riwayat kesehatan lengkap (berkaitan dgn kontraindikasi
kontrasepsi)
c. Riwayat
kesehatan keluarga
d. Riwayat
hubungan seksual terakhir (dugaan hamil, dgn atau tanpa alat)
e. Pemeriksaan kesehatanà minimal TB, BB, IMT, TD
f. Pemeriksaan
sitologi serviks (bila ada indikas) dan payudara
g. Informasi
cara minum pil, efek samping, aturan minum dan atau terlewat
4.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada kunjungan ulang
klien dengan kontrasepsi oral
a. Memperbaharui
riwayat medis klien dan keluarga
b. Pengukuran
BB, TD
c. Kaji
riwayat haid terakhir
d. Tanya
keluhan
e. Informasi
untuk penggunaan pil yg terlewat
f. Beritahu
provider lain bila bidan tidak di tempat
KONTRASEPSI
SUNTIK
Tahun 1990à lisensi metode kontrasepsi pilihan jenisnya suntikan
kombinasi dan suntikan progestin
1. Lokasi suntukan di bokong, pada muskulus ventro gluteal
dalam. Diukur dari SIAS sampai os coccygeus diambil 1/3 bagian SIAS.
2. Jenis
Kontrasepsi
a. Suntikan
kombiasi
Saat ini yg beredar di pasaran adalah kombinasi antara 25
mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg setradiol sipionat.
Cara kerja saa dengan pil ombinasi, perbedaan lebih
secara teknis karena isi kontrasepsi suntik ini tdk mengandung etinilsetradiol
maka resiko terhadap hipertensi yg disebabkan hormone ini tidak terjadi (
hipertensi, migraine).
Suntika kombinasi efektif selama 30 hari (4 minggu).
Efektifitas tinggi tp pengembalian kesuburan membutuhkan
waktu lebih lama dibanding dgn pil. Permpuan yg disuntik tidak bisa menolak
semua efek sampai dengan 30 hari (efektifitas obat).
Waktu pemberian hamper sama dgn pil kombinasi, perbedaan
adalah untuk kunjungan ulang, suntikan diberikan setiap bulan. Mintalah klien
untuk dating lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Lebih
baik akseptor dating tepat waktu.
Hal-hal yg perlu disampaikan pada jangka waktu pengguaan
tentang hal-hal yg perlu diwaspadai:
1) Nyeri dada hebat atau nafas pendek
2) Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
3) Nyeri
tungkai hebat
4) Tidak
terjadi perdarahan ataupun spooting selama 7 hari sebelum penyuntikan
berikutnyaà
hamil
b.
Suntikan
progestin
Saat ini yang beredar adalah yg mengandung Depo
medroksiprogesteron asetat (DMPA) yg mengandung 150 mg DMPA dan diberikan 3
bulan sekali (12 mgg) pd bokong yaitu muskulus gluteus dalam. Kontrasepsi ini sangat efektif krn mengandung gestagen yg
cukup tinggi disbanding mini pil. Akan tetapi kembalinya kesuburan lambat yaitu
rata-rata 4 bulan setelah berhenti penyuntikan. Jenis ini cocok untuk ibu
menyusui.
Keuntungan hamper sama dgn mini pil tp lebih efektif
suntikan.
Hal-hal yg akan sering ditemukan adl sbb :
1) Adanya
gangguan haid berupa :
v Siklus
haid memanjang atau memendek
v Perdarahan
yg banyak atau sedikit
v Perdarahan
tidak teratur/bercak
v Tidak
haid sama sekali
2) Pada
pengguanaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogenà
jerawat emosi, menurunkan libido, osteoporosis
Kontraindiksi hamir sama dengan metode pil. Dlm pemakaian jangka lama
menyebabkan defisiensi estrogen, tetapi akan terhenti setelah berhenti
menggunakan suntik ini. Namun tetap diberi tahu pd akseptor bahwa pemakaian
jangka lama menyebabkan osteoporosis. Perokok juga menyebabkan spasme pembuluh
darah, shg menjadi penyebab penyakit jantung maupun stroke, sehingga akan
mengganggu efektifitas dan organ tubuh dalam bekerja.
Waktu pemberian pada prinsipnya sama, adapun kunjungan ulang adl 12 mgg stl
penyuntikan.
KONTRASEPSI
IMPLANT
1.
Jenis
a. Norplant
terdiri 6 batang silastik lembut berongga dgn
panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonorgestrel dgn lama kerja 5
th
b. Jadena
dan indoplant teriri dari dua batang silastik lembut
berongga dgn panjang 4,3 cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonorgestrel dgn
lama kerja 3 th
c. Implanon
terdiri satu batang silastik lembut berongga
dgn panjang 4,0 cm, diameter 2 mm, berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dgn lama
kerja 3 th
2.
Profil
a. Efektif
b. Nyaman
c. Dapat
dipakai semua ibu usia reproduksi
d. Peemasangan
dan pencabutan dibutuhkan pelatihan
e. Kesuburan
segera kembali
f. Efek
samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan
amenorrhea.
g. Aman
dipakai pada masa laktasi
3.
Cara
kerja
a. Menekan
ovulasi
b. Menurunkan
motilitas tuba
c. Mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implaantasi
d. Mengentalkan
lendir serviks sehingga mengganggu transportasi sperma
4.
Efektifitas
Sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 wanita)
5.
Keuntungan
kontrasepsiasepsi
a. Daya
guna tinggi
b. Cepat
kerja 24 setelah pemasangan
c. Perlindungan
jangka panjang (bisa sampai 5 th untuk norplant)
d. Pengembalian
kesuburan cepat
e. Tidak
memerlukan periksa dalam
f. Bebas
pengaruh estrogen
g. Tidak
mengganggu senggama
h. Tidak
mempengaruhi ASI
i. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
j. Dapat dicbut setiap saat sesuai kebutuhan
6.
Keuntungan
Non kontrasepsiasepsi
a. Mengurangi
nyeri haid
b. Mengurangi
jumlah darah haid
c. Mengurangi/memperbaiki
anemia
d. Melindungi
terjadinya kanker endometrium
e. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
f. Melindungi
diri dari penyakit radang panggul
g. Menurunkan
angka kejadian endometriosis
7.
Keterbatasan
a. Dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan spotting, hipermenorhea,
amenorrhea
b. Keluhan
nyeri kepala
c. Peningkatan
penurunan berat badan
d. Nyeri
payudara
e. Perasaan
mual
f. Pusing
sakit kepala
g. Perubahan
mood atau kegelisahan
h. Membutuhkan
tindakan bedah minor untuk insersi dan pencabutan
i. Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk
AIDS
j. Tidak bisa menghentikan sendiriàklinik untuk cabut
k. Efektifitasnya menurun
bila menggunakan obat-obatan TBC atau epilepsy.
8.
Wanita
yg boleh menggunakan
a. Usia
reproduksi
b. Telah
memiliki anak atau belum
c. Menghendaki
konrasepsi efektifits tinggi dan jangka lama
d. Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi
e. Paska
persalinan dan tidak menyusui
f. Paska
keguguran
g. Tidak
menginginkan anak tapi menolak sterilisasi
h. Riwayat
kehamilan ektopik
i. TD
< 180/110 mmHg, dgn masalah pembekuan darah atau anemia
j. Tidak
boleh menggunakan kontrasepsi yg mengandung estrogen
k. Sering
lupa menggunakan kontrasepsi pil
9.
Wanita
yg tidak boleh menggunakan
a. Hamil
atau diduga hamil
b. Perdarahan pervagina yg belum jelas penyebabnya
c. Benjolan/kamker payudaraatau ada riwayat Ca payudara
d. Tidak dapaat menerima perubahan pola haid
e. Mioma
uterus
f. Gangguan
tolerasi gula
10. Waktu menggunakan
a. Siklus
haid hari ke-2 s/d ke-7.
b. Setiap
saat asal tidak hamil
c. Bila
klien tdk hamil dapat dilakukan setiap saat asal yaki tdk hamil
d. Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan,
insersi bisa dilakukan setiap saat
e. Bila masih menggunakan kontrsepsi lain, dan mau ganti,
insrsi bisa dilakukan setiap saat
f. Bila sebelumnya menggunakan suntik, implant dapat
diberikan pada saat jadwal suntik
g. Bila kontrasepsi sebelumnya nonhormonal (kecuali AKDR)
dan ingin ganti implant dapat diinsersikan haid hari ke-7 dan klien jangan
hubungan sek selama 24 jam atau gunakan metode barier lain, AKDR segera dicabut
h. Pasca kegugura implant dapat segera di insersikan
11. Intruksi klien informasi yg
perlu disampaikan setelah pemasangan
a. Daerah insersi dibiarkan bersih dan kering selama 48 jam
pertama
b. Terjadi sedikit perih, pembengkakan atau lebam pada
daerah insersi, tidak perlu kawatir
c. Perjaan rutin tetap dikerjakan, hindari benturan, gesekan
atau penekanan
d. Jika dipasang balutan jangan dibuka selama 48 jam, sedag
plester dibiarkan hingga lukanya sembuh ( 5 hari)
e. Setelah luka sembuh daerah insersi dapat disentuh dan
dicuci dengan tekanan yang wajar
f. Bila ditemukan tanda infeksià demam, bengkak, segera kembali ke klinik
12. Informasi lain yang perlu
disampaikan
a. Efek
kontrasepsi timbul beberapa setelah pemasangan hingga beberapa tahun (3 th, 5
th)
b. Gangguan
pola haid terutama 6-12 bulan pertama ( amenorrhea)
c. Obat
TBC dan epilepsy menurunkaan efektifitas implant
d. Efek
samping berupa sakit kepala, penambaahan BB, nyeri payudara
e. Dapat
dicabut sesuai masa berlakunya atau bila menghendaki dicabut
f. Bila
dicabut sebelum masa berlaku terjadi kehamilan sangat besaràmeningkatkan
kehamilan ektopik
g. Berikan kepada klien kartu yang bertulis nama, tanggal
insersi, tempat insersi dan nama klinik
h. Tidak melindungi kien dari infeksi menular seksual
termasuk AIDS
13. Jadwal kujungan kembali ke
klinik
Setelah
pemasangan klien tidak perlu kembali ke klinik kecuali ingin cabut implant.
Klien dianjurkan kembali ke klinik bila ditemukan hal-hal :
a. Amenorrhea
yang disertai nyri perut bagian bawah
b. Perdarahan
yang banyak dari kemaluan
c. Rasa nyeri yan menetap pada lengan
d. Luka
bekas insersi mengeluarkan darah atau nanah
e. Ekspulsi
batag implant
f. Sakit kepala hebat daan penglihatan kabur
g. Nyeri
dada hebat
h. Dugaan
adanya kehamilan
KONTRASEPSI
AKDR
1.
Mekanisme
Kerja
Merupakan kontrasepsi yg dimasukkan ke melalui serviks
dan dipasang didalam uterus, memiliki benang menggantung sampai liang vagina
dgn maksud agar akseptor bisa memeriksa sendiri keberadaannya. AKDR mencegah
kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum karena adanya perubahan
tuba dan cairan uterus, dikarenakan AKDR dianggap sebaagai bend asing sehingga
menyebaabkan peningkatan lekosit. Tembaga yg melilit juga bersifat toksik
terhadap sperma dan ovum. Demikian pula dengan AKDR yg mengandung hormone
progesterone, lendir serviks akan lebih kental sehingga sulit ditembus sperma
dan akan terbunuh oleh leukosit yg timbul dalam cairan uterus sebagai hasil
dari rangsangan tembaga. AKDR jg mencegah terjadinya implantasi
2.
Jenis
AKDR
Saat ini AKDR yg masih bisa kita temui :
a. AKDR yg berkandungan tembaga yaitu cooper T (CuT380A) dan
Nova T
b. AKDR yg berkandungan hormone progestron yaitu Mirena.
c. Pada beberpa akseptor yg dating untuk melepas AKDR yg
telah dipakainya lebih dari 20 th akan kita dapati lipes loop.
Jenis yg paling banyak ditemui adalah CuT380A) dan Nova T
Jenis
|
Jangka waktu
|
Bentuk
|
T380A
|
8 tahun
|
380 mm2
lilitan kawat mengelilingi batang dan cincin tembaga (mengelilingi setiap
bagian sampai lengan)
|
NovaT
|
5 tahun
|
380mm2
lilitan kawat tembaga dgn inti perak mengelilingi batang
|
3.
Efektifitas
Dalam mencegah kehamilan mencapai
98% sampai 100% bergantung pada jenis AKDR. Yg terbaru seperti T380A memiliki
efektifitas cukup tinggi, bahkan selama 8 tahun penggunaan tidak ditemukan
adanya kehamilan.
4.
Keuntungan
a. Efektifitas
dgn segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan
b. Reversible
dan sangat efektif
c. Tidak
mengganggu hubungan seksual
d. Metode
jangka panjang 8 tahun
e. Tidak
mengganggu produksi ASI
f. Dapat
dipasang segera setelah melahirkan
5.
Kerugian
a. Dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi panggul
b. Perforasi
uterus dan kandung kemih
c. Bila
terjadi kehamilan bisa terjadi kehamilan ektopik
d. Tidak
mencegah IMS termasuk HIV/AIDSà
wanita promiskuitas tidak direkomendasikan.
e. Prosedur medis (pemeriksaan pelvic) diperlukan sebelum
pemasanganà banyak yg takut
f. Adanya perdarahan bercak/spotting selama 12 hari pasca
pemasanganàakan hilang
g. Klien
tidak bisa memasang atau melepas sendirià
petugas kesehatan yg terlatih
h. Kemungkinan
terlepas setelah pemasngan atau selama pemasanganà
mengecek dgn meraba dengan jari, benang pd liang vagina/ rutu pd akhir haid.
6.
Kontraindikasi
Mutlak
a. Kehamilan
b. Perdarahan
pervagina yg belum terdiagnosi, setelah diatasi dapat dipasang
c. Menderita infeksi la genital (vaginitis, servisitis) bila
telah dibati dapat dipasang
d. Riwayat
kehamilan ektopik
e. Kelainan
pada panggul dan uterus
f. Alergi terhadap komponen AKDR misalnya tembaga.
KONTRASEPSI MANTAP
1.
MOW
Merupakan tindakan memotong tuba fallopi/tuba uterine
dengan maksud untuk tidak mendapatkn keturunan dalam jangka panjang atau seumur
hidup. Tindakan MOW operasinya tanpa dibantu anestesi umum dengan hanya membuat
isisi kecil da tidak perlu dirawat di RS. Secara umum tujuan dari tubektomi
adalah menghambat perjalanan sel telur agar tidak dibuahi.
a.
Kelebihan
1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 permpuan selama
tahun pertama)
2) Tidak
mempengaruhi proses menyusui
3) Tidak
bergantung pada faktor senggama
4) Baik
bagi klien bila kehamilan merupakan resiko tinggi
5) Pembedahan
sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual ( efk Hormon
tidah ada)
b.
Kelemahan/efek
samping
1) Risiko
dan efek samping pembedahan
2) Kadang
sedikit merasa nyeri saat operasi
3) Infeksi
mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar
Cara penanggulangan efek samping :
Ø Efek
samping ringan umumnya akan hilang sendiri
Ø Perdarahan yang
banyak/peradangan à rujuk
Ø Bimbingan dan penyuluhan
c.
Kembalinya
kesuburan
Adalh kontrasepsi permanen sebelum mengambil keputusan
suami istri harus memprtimbangkan. Tingkat kehamilan sangat kecil
d.
Kontraindikasi
1) Hamil
2) Perdarahan
vagina yang belum tahu penyebabnya
3) Infeksi
sistemik atau pelviks yang akut
4) Memiliki penyakit jantung dan paru-paru, hernia
diafrgmatika, peritonitis akut
5) Tidak
boleh menjalani pembedahan
6) Kurang
pasti untuk keinginan fertilitas di masa depan
7) Belum
memberikan persetujuan tertulis
e.
Tempat
memperoleh pelayanan tubektomi
Pelayanan penyakit dapat diperoleh
di RS dan klinik KB yang terstandar untuk tindakan pembedahan
f.
Persiapan
pre operasi
1) Informad
Consend
2) Riwayat
medis atau kesehatan
3) Pemeriksaan
fisik
4) Pemeriksaan lab ( darah, urine, papsmear)
g.
Waktu
pelaksanaan
1) Setiap
waktu selama siklus menstruasià
diyakini klien tidak hamil
2) Hari
ke 6 s/d 13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
3) Pasca persalinan, sebaikya dilakukan dalam 24 jam
pertama selambatnya 48 jam pertama.
4) Pasca
keguguran yaitu triwulan pertama dengan minilap atau laparskopi atau triwulan
kedua dengan minilap saja
h.
Mekanisme
tubektomi
1) Saat
operasi
Pasca keguguran, pasca persalinan
atau masa interval. Pasca persalinan dianjurkan 24 jam s/d 48 jam setelah
bersalin.
2) Cara
mencapai tuba
Laparatomi, laparatomi mini dan laparaskopi
Ø Laparatomi
biasa
Tindakan ini paling banyak dilakukan pada tubektomi ada
tahun 70-an. Tubektomi adalah tindakan laparatomi biasa dilakukan pasca
persalinan, selain itu dapat dilakukan bersamaan dengan seksio sesaria
Ø Laparatomi
mini
Tindakan ini paling mudah dilaksaakan 1-2 hari pasca
persalinan, uterus masih besar, tuba masih panjang dan dinding perut masih
longgar sehingga mudah dalam mencapai tuba uterine.
KEUNTUNGAN MINI LAPARATOMI
:
1.
Aman
2.
Mudah
3.
Wanita
yang baru melahirkan umumnya mempuyai motivasi tinggi untuk mencegah
mendapatkan lebih banyak punya anak
4.
Hospitalisasi
hanya sekali saja
KERUGIAN MINI LAPARATOMI
1.
Resiko komplikasi, kesalahan dan kegagalan teknis lebih
tinggi karena uterus dan tuba lebih besar
2.
Perdarahan yang mungkin terjadi dapat lebih banyak karena
aliran darah ke pelvis lebih banyak selama kehamilan
3.
Saat melahirkan, bakteri dapat dengan mudah masuk dalam
rongga pelvis, sehingga resiko infeksi lebih besar.
3)
Cara
penutupan tuba
v Pomeray
v Kroener
v Irving
v Pemasangan
cincin Falope
Perawatan post
operasi wanita
1.
Menjaga luka tetap kering. Aktifitas normal secara
bertahap
2.
Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman
3.
Hindari mengangkat benda berat dan kerja keras selama 1
minggu
4.
Analgetik
bila sakit
5.
Kontrol
7 dan 14 hari setelah pembedahan
6.
Apabila ada tanda bahaya, segera kembali ke petugas
kesehatan.
Reversal/pemulihan kontap wanita
Terjadi pada 1-3% akseptor. Alasan :
1.
Menikah lagi setelah bercerai atau kematian suami
2.
Kematian
seorang anak atau lebih
3.
Keinginan
untuk mempunyai anak lagià keadaan ekonomi yang
meningkat
Reversal :
a)
Merupakan bedah abdomen basar dengan segala resiko
b)
Memerlukan
anastesi umum
c)
Memerlukan
waktu operasi yang lama
d)
Mahal
e)
Tidak
menjamin sukses yang sempurna
f)
Memerlukan
keahlian/ketrampilan yang tinggi
g)
Kemungkinan
terjadi kehamilan ektopik .
Reversal tidak boleh dilakukan pada :
1.
Usia
> 35-40 tahun
2.
Ketiadaan
ovulasi yang tidak teratur
3.
Kesehatan
wanita akan terganggu oleh tindakan reversal
4.
Kesehatan wanita
akan tergango oleh kehamilan
5.
Infertilitas
suami
6.
Penyakit
toba falopii
7.
Panjang
tuba kurang, fimbriae tidak ada
Indikasi tubektomi
1) Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
2) Umur
35 tahun dengan 3 anak hidup
3) Umur
35 tahun dengan 2 anak hidup
Dikenal dengan
isilaah keputusan 100 yaitu umur ibu X banyak anak = 100
2.
MOP
Kontrasepsi mantap pria (vasektomi) merupakan
suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman. Di anggap
metode yang permanen dan keberhasilan reversibilitas tidak dapat dijamin
sepenuhnya.
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk
menghentikan kapasitas pria dengan jalan oklusi vas deferens, sehingga
menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa dari testis
ke penis dan fertilisasi tidak akan terjadi.
a.
KEUNTUNGAN
VASEKTOM!
1) Efektif
2)
Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
3) Sederhana
4)
Cepat,
hanya memerlukan waktu 5-10 menit
5)
Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi
lokal saja
6)
Biaya
rendah
7)
Secara
kultural, sangat dinajurkan di negara-negara dimana wanita merasa ,alu untuk
ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis
wanita.
b.
KERUGIAN
VASEKTOMI
1)
Diperlukan
suatu tindakan operatif
2)
Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan
atau infeksi
3)
Belum memberikan perlindungan total sampai semua
spermatozoa yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat
ovulasi vas deferens dikeluarkan
4)
Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku
seksual mungkin bertambh parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem
reproduksi pria.
c. KONTRA INDIKASI VASEKTOMI
1)
Infeksi
kulit lokal
2)
Infeksi
traktus genetalis
3)
Kelainan
skrotum dan lain sekitarnya
a.
Varicocele
b.
Hernia
inguinalis
4)
Luka
parut bekas operasi hernia
c.
Skroyum
yang sangat tebal
5)
Penyakit
sistemik (penyakit perdarahan)
6)
Riwayat
perkawinan, psikologis, atau seksual yang tidak stabil
d. PERSIAPAN PRE OPERATIF VASEKTOMI
1)
Rambut
pubis sebainya dicukur
2)
Tindakan antisepsis daerah skrotum dengan antiseptik
e.
EFEKTIFITAS VASKTOMI
1)
Sangat efektif, tapi angka kejadian rekanalisasi spontan
dan kehamilan sedikit lebih tinggi.
2)
Efektif
6-10 minggu setelah operasi
3)
Angka
kegagalan 0-2,22%
f.
PERAWATAN POST VASEKTOMI
1) Istirahat
1-2 jam di klinik
2)
Menghindari
pekerjaan berat selama 2-3 hari
3)
Konpres
dingin atau es pada skrotum
4)
Analgetika
5)
Memakai
penunjang skrotm selama 7-8 hari
6)
Luka operasi jangan terkena air selama 24 jam
7)
Senggama dapat dilakukan secepatnya saat pria sudah
menghendaki dan tidak mengganggu. (Gunakan dulu alat kontrasepsi sebelum yakin
spermatozoa sudah tidak ada dalam semen).
g. KOMPLIKASI
1)
Hampir
tidak ada resiko trauma internal
2)
Infeksi
serius sangat rendah
3)
Tidak ada kema tian yang berhubungan dengan anastesi
4)
Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat
reaksi anfilaksis yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman
pembuluh darah sekitar vas deferens.
5)
Komplikasi pasca tindakan dapat berupa hematoma
skrotalis, infeksi atau abses pada testis, atrofi testis, peradangan kronik di
tempat insisi. Penyulit
jangka panjang dapat mempersulit upaya pemulihan fungsi tersebut.
h.
REVERSAL/PEMULIHAN KEMBALI KONTRASEPSI MANTAP
PRIA
Alasan
:
1)
Menikah
lagi setelah bercerai atau kematian istri
2)
Kematian
seorang anak atau lebih
3)
Keinginan
untuk mempunyai anak lagià keadaan ekonomi yang
meningkat
4)
Problem
psikologis yang disebabkan oleh tindakan kontrasepsi pria.
Belum
menjamin 100% sempurna.
PENCATATAN
DAN PELAPORAN PELAYANAN KB
Adalah suatu kegiatan mencatat dan melaporkan berbagai
aspek yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh klinik
KB, BPS atau tempat pelayanan lainnya.
Penggunaan
kartu catatan pasien
1. Kartu pendaftaran klinik KB
Digunakan sebgai sarana
untuk pendaftaran pertama bagi klinik KB baru pada saat didirikan dan
pendaftaran ulang bagi semua klinik KB Lama, dilakukan setiap akhir tahun
anggaran. Kartu ini berisi informasi tentang identitas, jumlah tenaga dan saran
klinik.
2. Rekapitulasi kartu pendaftaran
klinik KB
Digunakan sebagai sarana
unuk melaporkan data dan informasi tentang identitas, jumlah tenaga dan sarana
klinik KB di wilayah kabupaten dan kotamadya
3. Kartu peserta KB
Digunakan sebagai media
pengenal dan bukti bagi setiap peserta KB. Kartu ini merupakan sarana untuk
memudahkan mencari kartu status peserta KB juga berguna bagi peserta untuk
memperoleh pelayanan ulang di semua klinik KB. Kartu ini merupakan sumber
informasi bagi PPKBD atau Sub PPKBD tentang kesertaan anggota binaan dalam ber
KB.
4. Kartu status peserta KB
Dibuat untuk setiap
pengunjung baru, khususnya peserta KB baru dan peserta lama pindahan dari
klinik atau tempat pelayanan KB lain. Kartu ini berfungsi untuk mencatat
identitas peserta KB, hasil pemeriksaan klinik KB kunjungan ulang dan informed
consent
5. Register klinik KB
Digunakan untuk mecatat
hasil pelayanan kontrasepsi yang diberikan kepada peserta KB pada setiap hari
pelayanan dan untuk memudahkan petugas klinik KB dalam membuat laporan bulanan
klinik KB pada akhir bulan.
6. Register alat kontrasepsi
klinik KB
Digunakan untuk mencatat
penerimaan dan pengeluaran (mutasi) alat-alat kontrasepsi di klinik KB, dengan
tujuan untuk memudahkan membuat laporan bulanan klinik KB tentang keadaan alat
kontrasepsi setiap akhir bulan.
7. Laporan bulanan klinik KB
Digunakan sebagai sarana
untuk melaporkan kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi oleh kinik
KB, dokter/bidan praktik swasta serta tempat pelayanan lainnya. Laporan ini
meliputi identitas klinik KB termasuk jumlah DBS dan tempat pelayanan lainnya.
Juga meliputi hasil pelayanan KB, peserta ganti cara, komplikasi, kegagalan,
pencabutan implant, serta persediaan alat kontrasepsi yang ada di klinik KB
setiap bulan.
8. Rekapitulasi laporan bulanan
klinik KB
Digunakan sebagai sarana
untuk melaporkan rekapitulasi kegiatan dan hasil-hasil kegiatan pelayanan
kontrasepsi yang dilakukan oleh klinik KB, dokter/bidan praktik swasta dan
tempat pelayanan lainnya yang berada di wilayah kabupaten atau kotamadya.
Laporan ini merupakan hasil rekapitulasi dari semua laporan bulanan klinik KB
yang diterima oleh BKKBN Kabupaten/kotamadya yang bersangkutan.
9. Buku bantu dokter/bidan
praktek swata dan tempat pelayanan lainnya.
Digunakan sebagai sarana
untuk mencatat hasil pelayanan peserta KB baru dan pencabutan implant oleh
dokter/bidan praktik swasta dan tempat pelayanan lainnya.
10. Laporan
bulanan petugas penghubung hasil pelayanan kotrasepsi oleh/bidan praktik swasta
dan tempat pelayan lain, formulir ini digunakan sebagai sarana untuk mencatat
dan melaporkan hasil pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh dokter/bidan
praktik swasta dan tempat pelayanan lainnya. Laporan ini dibuat oleh petugas
penghubung DBS dan tempat pelayanan lainnya setiap bulan dengan cara
mengambil/mncatat data atau informasi dari buku bantu dokter/bidan praktik
swasta.
PENDOKUMENTASIAN
RUJUKAN KB
1. Fasilitas pelayanan yang
merujuk
a. Mencatat penderita yang dirujuk dalam register klinik
b. Membuat
surat pengiriman penderita
c. Melaporkan jumlah penderita yang dirujuk dalam laporan
bulanan klinik
2. Fasilitas pelayanan yang
menerima rujukan
a. Membuat
tanda terima penderita
b. Mencatat
penderita dalam register
c. Memberikan
informasi kepada fasilitas pelayanan yang merujuk tentang pemeriksaan yang
dilakukan terhadap penderita, bila penderita yang dirujuk perlu perawatan dan
pengobatan di fasilitas pelayanan yang merujuk
d. Membuat
surat pengiriman kembali dan memberikan informasi tentang perawatan dan
pengobatan yang diberikan kepada penderita yang dirujuk, jika penderita
memerlukan pembinaan lanjutan di fasilitas pelayanan yang merujuk.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA AKSEPTOR KB SUNTIK
NY. Y,
24TAHUN, P1A0, RENCANA SUNTIK DMPA 3 BULAN ULANG
DI RB
AMANDA, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA
NO. REGISTER : 41.74.07
TANGGAL
PENGKAJIAN : 1 5 Juni 2010 Jam : 09.30 WIB
DI RUANG : Poliklinik RB AMANDA
Biodata
Pasien Suami
Nama : Ny. Yulianti Bp. Eko
Umur : 24 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : IRT swasta
Alamat : Kali Abu Sleman
|
|
1.
Kunjungan saat ini : Kunjungan
Pertama Kunjungan
Ulang
2.
Alasan
kunjungan
Ibu
ingin disuntik KB 3 bulan.
3.
Keluhan
Utama
Ibu mengatakan sudah 4 bulan ia tidak mendapatkan haid.
4.
Riwayat Menstruasi
Pasien
mengatakan bahwa :
a.
HPHT sejak melahirkan belum mendapatan haid
b.
Menarche pada
usia + 13 tahun.
c.
Semenjak menggunakn KB suntik DMPA, Siklus haid ibu tidak
teratur.
d.
Keluhan : tidak nyeri saat haid dan kadang disertai
keputihan sebelum dan setelah haid
5.
Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan kawin satu kali.
Kawin pada umur 23 tahun. Usia perkawinan dengan suami sekarang adalah +
1 tahun
6.
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
P1 A0
Hamil
Ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
||||||||
Tgl lahir
|
Umur kehamilan
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
Jenis kelamin
|
BB lahir
(gr)
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
||
Ibu
|
Bayi
|
|||||||||
1
|
4/03/2009
|
9
bulan
|
Normal,
spontan
|
bidan
|
-
|
-
|
Lk
|
3100
|
Masih
meneteki
|
-
|
7.
Riwayat Kontrasepsi yang digunakan
Ibu
mengatakan ia telah menggunakan KB suntik DMPA sejak anaknya brumur bulan 2 bulan Ibu belum pernah ganti cara.
8.
Riwayat Kesehatan
a.
Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Pasien
mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti
hipertensi, DM, jantung, TBC
b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Pasien
mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit
berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, keganasan
c.
Riwayat penyakit ginekologi
Pasien
mengatakan bahwa ia dan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keganasan.
9.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a.
Pola nutrisi Makan Minum
·
Frekuensi 3
kali sehari 6 – 8 kali sehari
·
Macam nasi,
sayur, lauk air putih
·
Jumlah 1
porsi habis 1
gelas habis
·
Keluhan tidak
ada tidak
ada
b.
Pola eliminasi BAB BAK
·
Frekuensi 1
kali sehari 6 – 8 kali sehari
·
Warna kuning kuning
jernih
·
Bau khas khas
·
Konsistensi lunak encer
·
Keluhan tidak
ada terkadang disertai nyeri
c.
Pola aktifitas
1) Kegiatan sehari-hari
Pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga
2) Istirahat/ tidur
Pasien tidur siang
sekitar 1 jam, tidur di malam hari selama + 5 – 6 jam. Sering
bangun malam jika anaknya rewel
3) Seksualitas
Pasien mengatakan bahwa ia melakukan hubungan
seksual sebanyak 1 – 2 kali seminggu. Tidak ada keluhan yang berhubungan dengan
seksualitas
d.
Personal Hygiene
Pasien
mengatakan ia biasa membersihkan alat kelaminnya saat ia mandi, sehabis buang
air kecil dan besar. Pasien biasa mandi
sehari 2 kali sehari. Ia biasa megganti pakaian dalam setiap habis mandi.
10.
Keadaan Psikososial Spiritual
a.
Ibu merasa nyaman dan cocok menggunakan KB suntik DMPA
ini karena bisa tetap bisa meneteki.
b.
Dukungan suami
Suami mendukung
sepenuhnya atas pilihan KB yang digunakannya.
c.
Ketaatan beribadah
Pasien
taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan menutup aurat
DATA OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
a.
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
b.
Tanda vital
Tekanan
Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
c.
Antropometri
TB :
155
cm
BB : 52 kg
2.
Pemeriksaan
Fisik
a.
Kepala dan leher
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar thiroid & vena jugularis
b.
Payudara :
tidak diperiksa
c.
Abdomen :
tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada bekas luka operasi
d.
Ekstremitas : tidak ada oedem dan tidak ada varises
e.
Genetalia luar : tidak
diperiksa
3.
Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
ASSESMENT
NY. Y, 24 TAHUN, P1A0, USIA REPRODUKSI SEHAT, RENCANA
SUNTIK DMPA ULANG
PLANNING , 15 Juni 2010 Jam : 09.30 WIB
1.
Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
keadaan sehat dan baik-baik saja, ibu berhak mendapatkan/melanjutkan program
KB. Ibu
mengerti dan merasa bersyukur,
2.
Mengingatkan
kembali kepada ibu tentang tanda bahaya yang harus diwaspadai ibu. Ibu mengerti
3.
Menyuntikkan
KB DMPA 150 mg/3 ml secara IM di 1/3 SIAS bagian atas. Ibu telah disuntik
4.
Motivasi
ibu untuk cukup istirahat, cukup nutrisi dan cukup olahraga.Ibu bersedia
melakukan
5.
Jadwalkan
kunjungan ulang KB suntik selanjutnya yaitu pada tanggal 07 September 2010. Ibu
bersedia datang tepat pada jadwal yang telah ditentukan atau bila ada keluhan.
6.
Mendokumentasikan
tindakan yang dilakukan dan hasil temuan pemeriksaan yang didapatkan. Tindakan
dan hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan
Mengetahui, Mengetahui, Mahasiswa
Dosen
Pembimbing Pembimbing Lapangan (CI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar