Sabtu, 17 November 2012

KB




I.              PENGERTIAN KB
Keluarga Berencana (KB) adalah : salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan, dan penjarangan kelahiran.
Menurut World Health Organisation ( WHO)  1970, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk :
1.    Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2.    Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3.    Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4.    Mengatur interval diantara kehamilan
5.    Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
6.    Menentukan jumlah anak dalam keluarga

II.            KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE)
Tujuan :
A.   Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
B.   Membina kelestarian peserta KB
C.   Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio cultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan

KIE dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan :
a.    KIE massa
b.    KIE kelompok
c.    KIE perorangan

Menurut media yang digunakan, kegiatan KIE dapat diperinci sebagai berikut :
·         Radio
·         Televisi
·         Mobil unit penerang
·         Penerbitan/Publikasi
·         Film/surat kabar
·         Pameran
·         Kegiatan Promosi dll.

III.           KONSELING
Merupakan tindak lanjut dari KIE. Konseling dibutuhkan bila seseorang menghadapi suatu masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri.
Tujuan konseling adalah :
A.   Memahami diri sendiri secara baik
B.   Mengarahkan perkembangan diri sesuai potensinya
C.   Lebih realistis dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi, sehingga :
a.    mampu memecahkan masalah secara kreatif dan produktif
b.    memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimiliki
c.    terhindar dari gejala kecemasan dan salah penyesuaian diri
d.    mampu menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan
e.    memperoleh dan merasakan kebahagiaan



Dalam konseding diadakan percakapan dua arah untuk :
1.    Membahas dengan calon peserta berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia
2.    Memberikan informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi pilihannya, baik ditinjau dari segi medis teknis maupun hal-hal lain yang non-medis agar tidak menyesal kemudian.
3.    membantu calon peserta KB memutuskan pilihannya atas metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan keadaan khusus pribadi dan keluarganya.
4.    Membantu peserta KB dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi barunya, terutama bila ia mengalami berbagai permasalahan.

Informasi yang diberikan :
1.    Arti keluarga berencana
2.    Manfaat keluarga berencana
3.    cara ber-KB atau metode kontrasepsi
4.    desas desus tentang kontrasepsi dan penjelasannya
5.    pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional
6.    rujukan pelayanan kontrasepsi

IV.          PELAYANAN KONTRASEPSI
Mempunyai 2 tujuan :
A.   Tujuan umum
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB
B.   Tujuan Khusus
Menurunkan angka kelahiran yang bermakna

Untuk mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkatagorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu :
1.    Fase menunda perkawinan/kesuburan
2.    Fase menjarangkan kehamilan
3.    Fase penghentian/mengakhiri kehamilan/kesuburan

FASE MENUNDA /MENCEGAH KEHAMILAN
Dalam masa menunda kesuburan/kehamilan ini merupakan waktu bagi wanita pasangan usia subur yang sudah menikah dengan umur kurang dari 20 tahun. Pada wanita seusia itu, alat-alat reproduksi masih belum stabil, sehingga ditakutkan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bila ia hamil.Alat kontrasepsi yang diperlukannya yang memiliki efektifitas tinggi dan kemampuan mengembalikan kesuburan seorang wanita yang tinggi.
PUS (Pasangan Usia Subur) dengan usia istri kurang dari 20 tahun.
Alasan menunda/mencegah kehamilan :
1.    Umur di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya belum mempunyai anak dulu
2.    Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda masih tinggi frekuensi senggamanya.

Ciri kontrasepsi yang dianjurkan :
1.    Reversibilitas yang tinggi (kembalinya kesuburan dapat terjamin 100 %)
2.    Efektifitas yang tinggi (resiko terjadinya kehamilan rendah).

Prioritas urutan kontrasepsi yang ditawarkan pil KB, AKDR (spiral), cara sederhana (sanggama terputus, kondom, pantang berkala, diafragma).

FASE MENJARANGKAN KEHAMILAN
Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan menurut ilmu kesehatan reproduksi usia antara 20-30 tahun, namun akhir-akhir ini mulai beranjak hingga usia 35 tahun.
Umur 20-30 /35 tahun
Alasan menjarangkan kehamilan :
1.    Umur  antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan
2.    Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan memakai IUD sebagai pilihan utama
3.    Tidak berbahaya apabila terjadi kehamilan, karena berada pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.
4.    Kegagalan kontrasepsi bukan kegagalan program

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
1.    Efektifitas cukup tinggi
2.    Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi
3.    Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang direncanakan
4.    Tidak menghambat ASI (air susu ibu), karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
Prioritas penggunaan alat kontrasepsi yang disarankan untuk umur 20 tahun AKDR, suntik KB, pil KB, cara sederhana dan implant. Sedangkan untuk umur 30 tahun AKDR, suntik KB, pil KB dan implant.
FASE MENGHENTIKAN /MENGAKHIRI KEHAMILAN/KESUBURAN
Umur di atas 30 tahun terutama di atas 35 tahun dan setelah punya 2 anak.
Alasan mengakhiri kesuburan :
1.    Ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil/tidak punya anak lagi, karena alas an medis dan alas an lainnya.
2.    Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap
3.    Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
1.    Efektifitas sangat tinggi.
2.    Dapat dipakai untuk jangka panjang
3.    Tidak menambah kelainan yang sudah ada.
           

V.           MEMILIH METODE KONTRASEPSI
Memilih alat kontrasepsi yang cocok dan baik merupakan hal yang gampang-gampang susah. Semuanya harus disesuaikan dengan umur dan tujuan dari wanita pasangan usia subur. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah :
A.   Aman/tidak berbahaya
B.   Dapat diandalkan
C.   Sederhana
D.   Murah
E.   Dapat diterima oleh orang banyak
F.    Pemakaian jangka lama

FAKTOR-FAKTOR DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI
1.    Faktor Pasangan (Motivasi dan Rehabilitas)
·         Umur
·         Gaya hidup
·         Frekuensi senggama
·         Jumlah keluarga yang diinginkan
·         Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
·         Sikap kewanitaan
·         Sikap kepriaan
2.    Faktor Kesehatan ( Kontraindikasi relative dan absolute)
Dikenal ada tiga tiga macam kontra indikasi :
a.    Kontra indikasi absolute : jangan memakai
b.    Relatif kuat : dianjurkan untuk tidak memakai
c.    Relatif lainnya : Boleh dicoba asala diawasi dengan ketat
·         Status kesehatan
·         Riwayat haid
·         Riwayat keluarga
·         Pemeriksaan fisik
·         Pemeriksaan panggul
3.    Faktor Metode Kontrasepsi (Penerimaan dan pemakaian berkesinambungan)

·         Efektifitas
·         Efek samping minor
·         Kerugian
·         Komplikasi-komplikasi yang potensial
·         Biaya

TANDA-TANDA BAHAYA :
Calon akseptor harus diberitahu tanda bahaya dari metode kontrasepsi, terutama untuk calon akseptor PIL oral dan IUD.

TANDA BAHAYA PIL-Oral
a.    Sakit perut yang hebat
b.    Sakit dada yang hebat atau “nafas pendek”
c.    Sakit kepala yang hebat
d.    Penglihatan kabur atau tidak dapat melihat
e.    Sakit tungkai bawah yang hebat (betis atau paha)



TANDA BAHAYA IUD
a.    Terlambat haid atau amenorhe
b.    Sakit perut
c.    Demam tinggi/menggigil
d.    Keputihan yang sangat banyak/berbau
e.    Spotting perdarahan pervaginam, haid yang banyak, bekuan-bekuan darah.

TANDA BAHAYA SUNTIKAN
a.    Pertambahan berat badan yang menyolok
b.    Sakit kepala yang hebat
c.    Perdarahan pervaginam yang hebat
d.    Depresi
e.    Polyuri

VI.          MACAM-MACAM METODE KONTRASEPSI
A.   Metode Sederhana
1.    Tanpa Alat
b.    KB Alamiah
·         Metode Kalender (Ogino0Kaus)
·         Metode Suhu Basal (Termal)
·         Metode Lendir Serviks (Billings)
·         Metode Simpto- Termal
c.    Coitus Interuptus 
2.    Dengan alat
a.    Mekanis (Barier)
·         Kondom Pria
·         Barier Intra Vaginal
-      Diafragma
-      Kap Serviks
-      Spons
-      Kondom
b.    Kimiawi
Spermicid(Vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal tablet, vaginal suppositoria)
a.    Metode Modern
1.    Kontrasepsi hormonal
a.    Per-Oral
·                     PIL oral kombinasi (POK)
·                     Mini-PIL
·                     Morning after pill
b.    Injeksi/Suntikan
     (DMPA, NET-EN)
c.    Sub-kutis (Implant)/AKBK
     2.Intra Uterine Device (IUD/AKDR)
3.Kontrasepsi Mantap
a.    Kontrsespsi mantap pria /MOP/Vasektomi
b.    Kontrasepsi mantap wanita/MOW/Tubektomi













METODE KONTRASEPSI  SEDERHANA TANPA ALAT

A.   KELUARGA BERENCANA ALAMIAH
Keluarga berencana dengan metode KBA ada 4 macam, tetapi yang direkomendasikan pada metode KBA adalah metode lendir servik dan metode symtotermal. Metode suhu basal maupun metode kalender tidak dilakukan lagi karena tidak efektif. Tetapi karena ada metode symtotermal maka harus tahu metode KBA yang lain.
Memang upaya penundaan kehamilan teknik sederhana kemungkinan kegagalan lebih besar bila dibandingkan beberapa teknik lainnya akan tetapi cara ini sangat praktis, murah dan aman. Untuk menghindari kemungkinan kegagalan teknik ini dengan cara proteksi ganda misal memakai kondom saat melakukan hubungan bagi kelompok yang menggunakan sistim kalender maupun senggama terputus, sehingga memberikan keberhasilan yang tinggi.
1.    METODE KALENDER
Adalah metode kontrasepsi dengan tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri.
Masa subur adalah : masa dalam siklus haid wanita dimana pada masa itu terdapt sel  telur yang matang dan dapat dibuahi. Masa subur wanita antara 1 minggu setelah haid sampai dengan 1 minggu sebelum haid.
DASAR : menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
Setelah pasangan suami istri (pasutri) memutuskan untuk menggunakan metode kontrasepsi kalender, pasutri harus melakukan pencatatan/observasi siklus haid selama 6-12 bulan, sehingga siklus haid terpendek dan terpanjang dapat diketahui.
Bagi perempuan dengan siklus haid 28 hari tidak ada masalah tetapi jarang ada wanita yang mempunyai siklus teratur setiap 28 hari.
Tahun 1930 Kyusaku Ogino di Jepang dan Herman Khaus di Austria , menemukan :
·         Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum ahid yang akan datang.
·         Knaus : ovulasi selalu terjadi pada hari ke 15 sebelum haid berikutnya.

TEKNIK METODE KALENDER
a.    Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan:
·         Mengurangi 18 hari dari siklus terpendek , untuk menentukan awal masa subur
·         Mengurangi 11 hari dari siklus terpanjang untuk menentukan akhir masa subur.
b.    Kalkulasi masa subur secara tradisional di dasarkan pada 3 asumsi.
·         Ovulasi terjadi 14 di tambah 2 hari sebelum haid  yang akan datang
·         Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi
·         Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi hidup 24 jam setelah ovulasi
Contoh :
Ny. A setelah di observasi siklus haidnya selama 6 bulan di dapatkan bahwa siklus terpendek 28 hari, dan siklus terpanjang 30 hari.
28-18 = 10 (awal masa subur hari ke 10)
30-11 = 19 (akhir masa subur hari ke 19)
Jika Ny A. menstruasi tanggal 10 Maret maka masa subur Ny. A adalah : 19 Maret (awal masa subur) s/d 28 Maret.

EFEKTIFITAS METODE KALENDER
Angka kegagalan : 14,4 – 47 kehamilan pada 100 wanita pertahun. Efektif bila siklus haid teratur, karena jarak waktu haid dengan haid yang akan datang relatif sama.

KEUNTUNGAN
a.    Aman. Pengertian aman alat kontrasepsi adalah alat/bahan yang digunakan baik oleh istri maupun sang suami, adalah aman bila dipakai, sangat rendah risiko komplikasi dan cepat kembalinya masa bila kesuburan alat tersebut dihentikan
b.    Murah atau tanpa biaya
c.    Dapat diterima oleh banyak golongan agama. Karena ada beberapa agama yang tidak memperbolehkan menggunakan alat kontrasepsi modern.
d.    Sangat berguna baik untuk merencanakan maupun untuk menghindari terjadinya kehamilan
e.    Mengajari wanita, kadang suaminya tentang siklus haid. Jarang seorang suami mau terlibat langsung untuk urusan alat kontrasepsi. Kebanyakan laki-laki berpendapat bahwa KB adalah urusan perempuan. Dengan metode kalender seorang suami mau tidak mau akan terlibat langsung dengan siklus haid istri.
f.     Adanya kerjasama dan komunikasi antara suami-istri. Apabila istri menggunakan alat kontrasesi modern seorang suami jarang bertanya tentang segala sesuatu yang menyangkut soal KB. Tetapi dengan metode kalender, seorang suami akan selalu bertanya untuk mengetahui masa pantang senggama atau tidak sehingga menambah komunikasi antara suami istri.


KERUGIAN
  1. Kurang efektif dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain. Karena membutuhkan komitmen yang kuat antara suami dan istri.
  2. Perlu instruksi dan konseling sebelum memakai metode ini. Karena tidak setiap pasangan suami istri tahu tentang siklus haid dan cara menentukan masa subur.
  3. Memerlukan catatan siklus haid yang teratur (minimal 6-12 bulan)

2.    METODE LENDIR SERVIK (METODE OVULASI BILLINGS/MOB)
Adalah : suatu cara untuk mencegah kehamilan dengan pengenalan cairan mukosa servik dan dipengaruhi oleh hormon progesteron dan estrogen atau progesteron saja, dimana kedua hormon tersebut mencegah terjadinya ovualasi dengan membuat lendir servik kental dan mempengaruhi perubahan mofilitas uterus dan tuba falopii.
Metode lendir servik dilakukan dengan wanita mengamati lendir serviknya setiap hari. Lendir bervariasi selama siklus haid. Ketika ovum mulai matang, jumlah estrogen yang dihasilkan meningkat yang menyebabkan peningkatan lendir servik. Kadar estrogen terus meningkat sebelum terjadi ovulasi dan jumlah lendir servik meningkat menjadi jernih dan melar.
Wanita diajari mengamati dan mencatat lendir serviknya beberapa kali dalam sehari, baik dengan mengumpulkan pada kertas toilet maupun dengan memasukkan jari tangannya ke dalam vagina untuk memeriksa konsistensi dan penampilannya. Wanita juga didorong untuk mengenali perubahan sensasi lendir serviknya.

Pada tiap siklus haid diproduksi 2 macam lendir  servik oleh sel-sel servik :
a.    Lendir type E (Estrogen)
·         Diproduksi pada fase akhir pra-ovulasi dan fase ovulasi
·         Sifat-sifat :
-      Banyak, tipis, seperti air dan viskositas rendah
-      Elastisitas besar : lendir direnggangkan tidak putus
-      Bila dikeringkan menjadi bentuk seperti daun pakis
-      Spermatozoa dapat menembus lendir ini
Sehingga pada lendir jenis ini wanita/pasangan suami istri harus pantang senggama
b.    Lendir Type G (Gestagenik )
·         Diproduksi pada fase awal pra-ovulasi dan setelah ovulasi
·         Sifat-sifat :
-      Kental
-      Viskositas tinggi
-      Keruh
·         Dibuat karena peninggian kadar progesteron
·         Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini
Sehingga pada lendir jenis ini wanita/pasangan suami istri dapat melakukan senggama.

            PENYULIT-PENYULIT METODE LENDIR SERVIK
a.    Keadaan fisiologis (sekresi vagina karena rangsangan seksual)
b.    Keadaan patologis (infeksi vagina, penyakit-penyakit). Pada keadaan ini pasangan suami istri (pasutri) atau ibu harus lebih berhati-hati agar tidak salah dalam menentukan/memastikan lendir yang keluar. Apakah lendir serviks atau cairan yang keluar karena infeksi atau penyakit yang diderita ibu.
c.    Keadaan psikologis (sterss fisik dan emosional).


TEKNIK METODE LENDIR SERVIK
Untuk memakai lendir servik, kita harus memperhatikan lendir atau kebasahan vagina. Jika diperiksa setiap hari kita akan tahu kapan masa subur kita sendiri. Dan kita dapat menghindari melakukan hubungan seksual pada masa subur tersebut.

CARA MENGGUNAKAN METODE LENDIR SERVIK :
a.    Jangan melakukan hubungan intim pada hari-hari dimana kita merasa atau melihat kebasahan atau lendir. Bila ingin melakukannya, gunakan kondom tanpa spermicide àcara yang tidak akan merubah lendir karena spermicide akan menambah lubrikasi cairan lendir.
b.    Jangan melakukan hubungan intim sampai 4 hari setelah hari terakhir adanya lendir yang bersih dan licin
c.    Jangan merasa sulit mengetahui kapan masa subur atau bila mengalami infeksi vagina, maka menggunakan cara lain. à       infeksi vagina akan mempersulit dalam menentukan jenis lendir servik.

KERUGIAN
a.    Membutuhkan komitmen
b.    Perlu diajarkan oleh spesialis KB Alami
c.    Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode
d.    Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
e.    Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita
f.     Membutuhkan pantangan

KEUNTUNGAN
a.    Dalam kendali wanita
b.    Memberikan kepada pasangan menyentuh tubuhnya
c.    Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh
d.    Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan
e.    Dapat mencegah kehamilan


3.    Metode Suhu Basal
Suhu basal tubuh adalah perbedaan antara suhu tinggi dan rendahnya suhu tubuh </> dari 1ºC yang diukur untuk mengecek masa-masa rendah atau tingginya suhu tubuh.
Dalam pengertian lain suhu badan basal adalah suhu tubuh kita setelah istirahat panjang/setelah bangun tidur.
Termasuk dalam jenis KB alamiah.
Dasar : peninggian suhu badan basal 0,4-1 ºC (rata-rata 0,5) pada waktu ovulasi.  Peninggian suhu badan basal mulai 1- 2 hari setelah ovulasi dan disebabkan oleh peninggian kadar progesteron. Biasanya 2 minggu pertama setelah menstruasi suhu badan basal rendah berhubung adanya hormon estrogen yang mempertahankan suhu tetap rendah berkisar 36,2-36,38 º C.
Metode suhu badan basal dapat digunakan untuk menentukan kapan ovulasi terjadi dan mengidentifikasi kapan hari-hari subur setelah ovulasi dan hari-hari tidak subur setelah ovulasi.
Pendetetesian suhu tubuh ini dapat digolongkan menjadi 2 fase siklus menstruasi, yaitu :
a.    Fase Folikuler (fase suhu rendah) yaitu suhu rata-rata basal kita lebih rendah dari pada suhu rata-rata setelah terjadinya ovlasi.
b.    Fase Luteal (Fase suhu tinggi) yaitu fase setelah terjadinya ovulasi.
TEKNIK METODE SUHU BADA BASAL
a.    Umumnya digunakan termometer khusus dengan kalibrasi yang diperbesar (basal termometer), meskipun termometer biasa dapat dipakai juga.
b.    Waktu pengukuran harus pada saat yang sama, setiap pagi dan setelah tidur nyenyak . Sedikitya 3-5 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak.
c.    Pengukuran dilakukan secara :
v  Oral (3 menit, termometer ditaruh di bawah lidah
v  Rektal (1 menit), ini cara yang terbaik 
v  Vaginal
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU BADAN BASAL
a.    Influensa atau infeksi traktus respiratorius lain
b.    Infeksi atau penyakit lain yang meninggikan suhu badan
c.    Inflamasi lokal lidah, mulut, atau daerah anus
d.    Faktor-faktor situasional seperti mimpi buruk, jetlag, stress berat, dan lainnya
e.    Jam tidur yang ireguler
f.     Pemakaian minum panas, dingin, sebelum pengambilan suhu badan basal
g.    Kegagalan membaca termometer dengan tepat
h.    Minum-minuman yang beralkohol dan merokok
i.      Pasca operasi bedah
j.      Meminum obat-obatan tertentu

MACAM-MACAM PENINGGIAN SUHU BADAN BASAL
a.    Peninggian suhu yang mendadak
b.    Peninggian suhu yang perlahan-lahan
c.    Peninggian suhu yang bertingkat
d.    Peninggian suhu seperti gigi gergaji
EFEKTIFITAS METODE SUHU BADAN BASAL
Angka kegagalan lebih dari 20% kehamilan pada 100 wanita pertahun.

4.    Metode Symtotermal
DASAR
a.    Merupakan kombinasi dari bermacam metode KB alamiah untuk menentukan masa subur atau ovulasi.
b.    Metode Symtotermal disebut juga metode gejala suhu, menggunakan segala tanda dan gejala munculnya ovulasi.

EFEKTIFITAS
Angka kegagalan 9,4-34,4 kehamilan pada 100 wanita per tahun.

B.   COITUS INTERUPTUS
Senggama terputus atau koitus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan demikian semen (air mani) sengaja ditumpahkan diluar liang senggama untuk mencegah sel mani memasuki area fertilasi.
Menurut buku lain menagatakan bahwa senggama terputus adalah senggama yang dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria (penis), dikeluarkan dari vagina. Cara ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental.

MANFAAT
Kontrasepsi :
  1. Efektif apabila digunakan dengan benar
  2. Tidak mengganggu produksi ASI
  3. Tidak ada efek samping
  4. Tidak membutuhkan biaya

Non-Kontrasepsi
  1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
  2. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.

EFEKTIFITAS
Angka kegagalan (kehamilan) tinggi, yaitu antara 18-38%. Sebab kegagalan tersebut antara lain :
  1. Adanya pengeluaran cairan sebelum ejakulasi yang mengandung sel mani sebelum ditarik keluar
  2. Terlambat mengeluarkan penis dari liang senggama
  3. Bila semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan semen, sel mani dapat masuk kedalam dan menyebutkan kehamilan.

KELEMAHAN
  1. Efektifitas tergantung kepada pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (angka kegagalan 4-18 kehamilan per 100 perempuan per tahun)
  2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
  3. Memutus kenikmata  dalam melakukan hubungan seksual.

Dapat dipakai untuk :
1.    Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
2.    Pasangan yang taat beragama/mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain
3.    Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
4.    Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain
5.    Pasangan yang membutuhkan metode pendukung
6.    Pasangan yang melakukan hubungan seksual yang tidak teratur.

Tidak dapat dipakai untuk :
1.    Suami dengan pengalaman ejakulasi dini
2.    Suami yang sulit melakukan senggama terputus
3.    Suami yang memiliki kelainan fisik/psikis
4.    Ibu yang memiliki pasangan yang sulit bekerjasama
5.    Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
6.    Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.

Instruksi Bagi Pasien :
1.    Meningkatkan kerjasama dan membangun saling pengertian sebelum melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan serta menyepakati penggunaa metode senggama terputus.
2.    Sebelum berhubungan pria mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3.    Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma diluar vagina. Pastikan pria tidak terlambat melakukannya.
4.    Tidak diajurkan pada masa subur
5.    Sebelum senggama, cairan pra-ejakualat pada ujung penis harus dibersihkan terlebih dahulu.
6.    Coitus interuptus bukan metode yang baik, bila pasangan suami istri menginginkan senggama yang berulangkali, karena semen masih dapat tertinggal dalam cairan bening pada ujung penis.
7.    Coitus interuptus bukan metode yang baik , bila suami mempunyai kesulitan untuk mengetahuri kapan ia akan ejakulasi.
8.    Coitus Interuptus cukup tepat untuk suami yang tidak mempunyai perembesan dari cairan pra-ejakulasi sebelum senggama


DAFTAR PUSTAKA
  1. Abdul Bakri S, 2004, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
  2. BKKBN, 1996, Informasi Pelayanan Kontrasepsi Edisi Kelima, BKKBN, Jakarta.
  3. Burvis, August dkk, 2000, Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan, Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta
  4. Depkes, RI, 1996, Keluarga Berencana, Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta.
  5. Everet Suzane, 2005,  Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif, EGC, Jakarta
  6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aeskulapius
  7. Gunawan Hardo, 1994, Keluarga Berencana, BKKBN, Jakarta
  8. Hartanto H, 2004, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Anggota IKAPI, Jakarta.
  9. Helen Varney, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta.
  10. JNPKKR, 2003, Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustka, Jakarta
  11. Manuaba, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Remaja Wanita. Arcan, Jakarta.
  12. Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC, Jakarta
  13. Prawirahardja S, 1981, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
  14. Depkes RI, 2004, Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB, DEPKES RI, Jakarta.
  15. Gunawan H, Nardho S, 1996, Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana, Depkes RI, Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, Jakarta.






METODE KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT
A.   KONDOM
PENGERTIAN
Kondom adalah : suatu karet tipis, berwarna atau tidak berwarna, dipakai untuk menutupi zakar yang tegang sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Kondom juga berguna untuk mencegah penularan penyakit kelamin.
Kondom harus dipakai di penis sewaktu dalam keadaan mengeras (ereksi).

MANFAAT :
1.    Kontrasepsi
a.    Efektif bila digunakan dengan benar
b.    Tidak mengganggu produksi ASI
c.    Tidak mengganggu kesehatan klien
d.    Tidak mempunyai pengaruh sistemik
e.    Murah dan dapat dibeli secara umum
f.     Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
g.    Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
2.    Non-Kontrasepsi
a.    Memberi dorongan pria untuk ikut ber-KB
b.    Dapat Mencegah penularan PMS
c.    Mencegah ejakulasi dini
d.    Membantu mencegah terjadinya kanker servik (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada servik)
e.    Saling berinteraksi sesama pasangan
f.     Mencegah imunoinfertilitas



KETERBATASAN
1.    Efektifitas tidak terlalu tinggi
2.    Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
3.    Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
4.    Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
5.    Memakai kondom yang baru setiap kali berhubungan seksual, sehingga harus selalu tersedia
6.    Beberapa klien malu untuk membeli kondom di temapt umum
7.    Kadang-kadang ada yang tidak tahan/alergi terhadap karetnya.
8.    Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.

MACAM-MACAM KONDOM
1.    Kulit
a.    Di buat dari membra usus biri-biri
b.    Tidak meregang atau mengkerut
c.    Menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas senggama
d.    Lebih mahal
e.    Jumlahnya <1% dari semua jenis kondom
2.    Lateks (karet)
a.    Paling banyak digunakan
b.    Murah
c.    Elastis
3.    Plastik (vinil)
a.    Sangat tipis
b.    Juga menhantarkan panas tubuh
c.    Lebih mahal dari kondom lateks
Kondom dibuat dalam aneka ragam model :
  1. Apaque
  2. Transparan
  3. Berwarna
  4. Berujung datar atau berujung kantong
  5. Keringpelumas
  6. Bermacam-macam ukuran
a.    Ada 2 kelas ukuran kondom
Kelas I : Panjang 160 mm, lebar 52 lebih kurang mm
Kelas II : Panjang 150 mm, lebar 48 lebih kurang 2 mm
b.    Umumnya ukuran standart kondom adalah :
Panjang : minimal 106 mm
Lebar : 45-55 mm
Tebal : maksimal 0,07-0,16 mm

CARA KERJA
  1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan
  2. Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan kepada pasangan yang lain

EFEKTIFITAS
Efektif bila dipakai dengan benar. Angka kegagalan 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

INDIKASI
1.    Pria
a.    Penyakit genetalia
b.    Sensitifitas penis terhadap sekret vagina
c.    Ejakulasi prematur
2.    Wanita
a.    Vaginistis
b.    Kontra indikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau kap servik secara antomi atau psikologi tidak memungkinkan.
c.    Untuk membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan dalam vagina
d.    Metode temporer
3.    Pasangan Pria dan wanita
a.    Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan
b.    Senggama yang jarang
c.    Penyakit kelamin
d.    Herpes genetalis atau kondiloma akuminata
e.    Uretrithis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam keadaan terapi
f.     Sistitis, disuria atau pyuria, sampai penyebabnya ditegakkan
g.    Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD

KONTRA INDIKASI KONDOM
1.    Absolut
a.    Pria dengan ereksi yang tidak baik
b.    Tidak bertanggung jawab secara seksual
c.    Alergi terhadap karet terhadap partner seksual
d.    Alergi terhadap karet
2.    Relatif
Interupsi seksual fopreplay yang mengganggu ekspresi seksual


EFEK SAMPING DAN CARA PENANGGULANGAN
1.    Keluhan utama akseptor adalah berkurangnya sensitifitas glans penis
2.    Adanya rasa nyeri dan panas
Bila karena alergi :
a.    Hentikan pemakaian kondom
b.    Ganti dengan cara lain
c.    Bila akibat kondom kurang licin : dianjurkan memakai kondom yang mempunyai zat pelicin.

KOMPLIKASI DAN CARA PENANGGULANGAN
Tertinggalnya kondom dalam liang senggama wanita akibat tidak dilepasnya kondom setelah pria selesai mengeluarkan air mani. Apabila terlalu lama à busuk à infeksi.
Tindakan : keluarkan kondom danbersihkan liang senggama dengan antiseptik.

CARA PENGGUNAAN
1.    Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
2.    Agar efek sampingnya lebih baik, tambahkan spermicide ke dalam kondom
3.    Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting pada saat membuka kemasan
4.    Pasangkan kondom pada saat sedang ereksi, tempelkan pada glans penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan harus dilakukan sebelum penetrasi ke dalam vagina
5.    Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.

B.   BARIER INTRA VAGINAL (DIAFRAGMA)
PENGERTIAN
Diagfragma terbuat dari karet berbentuk mangkok yang digunakan untuk menutup servik , untuk mencegah masuknya sel mani ke dalam servik Terdapat berbagai ukuran.
Diafragma tidak disediakan oleh program KB Nasional. Jarang dipakai di Indonesia karena pemasangannya sulit.
CARA KERJA
Mencegah masuknya spermatozoa ke dalam rahim.
EFEKTIFITAS
Baik bila digunakan dengan spermicida. Angka kegagalan 3%.

PENGGUNAAN DIAFRAGMA
1.    Menentukan ukuran diafragma, dengan 3 langkah :
a.    Jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke dalam vagina sampai ujung jari tengah menyentuh dinding fornik posterior
b.    Titik dimana jari telunjuk menyentuh sympisis pubis ditandai dengan ujung jari tangan yang sama, kemudian kedua jari dikeluarkan dari dalam vagina
c.    Pinggir alas dalam diafragma diletakkan pada ujung jari tengah, dari pinggir alat yang berlawanan diletakkan di depan ibu jari, maka akan diperoleh diameter diafragma yang tepat.
2.    Cara pemasangan diafragma
a.    Kaki diangkat ke atas kursi/dudukan toilet
b.    Sambil berbaring
c.    Sambil jongkok
d.    Lebarkan kedua bibir vagina
e.    Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran ke atas dibalik tulang pubis
f.     Masukkan jari ke dalam vagina sampai menyentuh servik, sarungkan karetnya dan pastikan servik telah dilindungi
g.    Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam setelah pemsangan, tambahkan spermicida ke dalam vagina. Diafragma berada di dalam vagina paling tidak 6 jam setelah dilakukannya hubungan seksual. Jangan tinggalkan diafragma di dalam vagina > 24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan mencuci vagina setiap waktu, pencucian vagina bisa dilakukan setelah di tunda 6 jam sesudah hubungan seksual)
h.    Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah
i.      Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di tempat.
3.    Diafragma sudah terpasang baik bila :
a.    Pinggir alas diafragma menyentuh diding lateral vagina
b.    Servik tertutup oleh diafragma
c.    Diafragma terletak dengan baik antara fornik posterior dan syimpisis pubis
4.    Cara mengeluarkan diafragma
a.    Diafragma tidak boleh dikeluarkan selama 6-8 jam setelah senggama selesai
b.    Pembilasan (douching) tidak diperkenankan
c.    Diafragma dapat dibiarkan dalam vagina selama 24 jam setelah senggama selesai, lebih dari itu, dapat menimbukan infeksi.
KEUNTUNGAN
1.    Kontrasepsi
a.    Tidak menimbulkan efek samping
b.    Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c.    Lebih baik dari pada tidak menggunakan alat kontrasepsi
d.    Efektif bila digunakan dengan benar
e.    Tidak mengganggu produksi ASI
f.     Hanya dipakai saat diperlukan, dsb
2.    Non Kontrasepsi
Perlindungan terhadap PMS

KERUGIAN
  1. Memerlukan tingkat motifasi yang tinggi dari pamakai
  2. Wanita perlu memegang atau memanipulasi genetalianya sendiri
  3. Perlu instruksi cara pemakain oleh petugas
  4. Menjadi mahal bila sering dipakai à biaya spermicida
  5. Insersi lebih sulit
  6. Terlalu basah/becekà spermicida
  7. Keberhasilan tergantung pada kepatuhan cara penggunaan.

EFEK SAMPING
  1. Infeksi saluran uretra à antibioti bila diafragma jadi pilihan utama, atau sarankan ganti cara lain
  2. Reaksi alaergi à metode lain
  3. Nyeri  à pastikan letak diafragma benar
  4. Cairan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam à periksa benda asing à keluarkan.

SEBAB-SEBAB KEGAGALAN
  1. Ketidaktahuan cara pemakaian yang benar
  2. Ukuran diafragma tidak tepat
  3. Terjadinya perubahan letak diafragma selama senggama
  4. Adanya cacat atau kerusakan diafragma.


C.   SPERMICIDA
Adalah zat-zat kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia interna, sehingga tidak cukup jumlah dan kemampuan untuk dapat melakukan pertemuan (konsepsi) dengan sel telur.

Dasar :
Mekanis         : menghalangi sperma
Kimiawi          : imobilisasi/mematikan sperma

CARA KERJA
1.    Melumpuhkan sperma
2.    Menutup mulut servik
3.    Begitu baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma

EFEKTIFITAS
Angka kegagalan  : 11-13%

EFEK SAMPING
Belum pernah dilaporkan terjadinya efek samping yang serius (spermicida telah dipakai selama >60 tahun)

MACAM-MACAM SPERMICIDA
1.    Jelly
2.    Cream
3.    Busa
4.    Supositoria, dll

CARA PENGGUNAAN BAGI KLIEN
1.    Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa/cream) dan insersi spermicida
2.    Penting untuk menggunakan spermicida setiap melakukan aktivitas hubungan seksual
3.    Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina dan sopositoria adlah 10-15 menit
4.    Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
5.    Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk
6.    Spermicida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga servik terlindungi dengan baik.

KEUNTUNGAN
1.    Efektif seketika (busa dan cream)
2.    Tidak mengganggu produksi ASI
3.    Bisa digubakan sebagai pendukung metode lain
4.    Tidak mengganggu kesehatan klien
5.    Tidak mempunyai pengaruh sistemik
6.    Mudah digunakan
7.    Mieningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual dan tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
8.    Sebagai salah satu perlindungan terhadap PMS termasuk HIV/AIDS

KERUGIAN
1.    Efektifitas kurang
2.    Efektifitas kontrasepsi tergantung pada kepatuhan menggunakan cara penggunaan
3.    Ketergantungan penggunaan dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
4.    Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam
5.    Dianggap merepotkan
6.    Reaksi alergi lokal

KONTRA INDIKASI
1.    Absolut
a.    Kebutuhan akan suatu metode dengan efektivitas tinggi karena alasan kesehatan, pribadi atau sosial.
b.    Penghentian seksual fereplay akan menghambat atau menghalangi minat seksual
c.    Ketidak mampuan penerimaan estetik pada salah satu partner
d.    Alergi terhadap isi spermicida
e.    Alergi kronis
2.    Relatif
a.    Penghentian seksual foreplay akan mengganggu senggama
b.    Fertilitas tinggi
c.    Dispareuni
d.    Vaginismus
3.    Temporer
a.    Vaginistis akut oleh karena sebab apapun, meskipun sedang dalam pengobatan
b.    Penyakit menular aktif/tersangka
c.    Kondiloma akuminata, dermatitis simplek dll
d.    Uretritis, sistitis, disuria, pyuria












METODE KONTRASEPSI MODERN

1. HORMONAL
Hormone  dalam kontrasepsi
       Merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversible untuk mencegah terjadinya kehamilan. Jenis hormone yg terkandung didalamnya adalah jenis hormone alamiah misalnya medroxy progesterone acetat (depo MPA), tetapi kebanyakan berisi hormone sintetik. Kontrasepsi yang mengandung sediaan progesterone saja berupa pil (minipil), depo injeksi, alat kontrasepsi daalam rahim (AKDR), dan implant. Sedangkan kontrasepsi hormonal yang berisi hormone estrogen dan progesterone adalah dalam bentuk injeksi dan oral.
Hormone yg terkandung dalam kontrasepsi adl ;
a.      Estrogen sintetik
Estrogen alamiah (estradiol) jarang digunakan karena jenis ini cepat sekali diserap oleh usus dan mudah dihancurkan oleh hati. Agar tdk mdh hancur maka ditambahkan gugusan etinil sehingga terbentuk jenis estrogen sintetik dgn nama etinilestradiol. Hampir semua kontrasepsi oral menggunakan estrogen sintetik dengan jenis etinilestradiol.
b.      Progesteron /gestagen sintetik
Umumnya digunakan dalam kontrasepsi oral dapat berasal dari turunan progesterone dan turunan testosteron. Jenis yang sering dipakai adalah noristeron, DL –norgestrel, levonorgestrel, desogestrel, gestoden, diogest, norgestimat, klormadinon asetat (KMA), siproseton asetat, (SPA), medroksi progesterone asetat (MPA), mifepriston dan danasol.. Masing-masing dari gestagen sintetik mempunyai cara kerja dan kelebihan serta kelemahan yang berbeda.
Pengaruh kontrasepsi hormonal
Semua organ tubuh wanita yang berada di bawah pengaruh hormone seks tentu akan dipengaruhi oleh kontrasepsi hormonal. Pada organ tersebut akan terjadi perubahan tertentu. Hal tersebut akan dipengaruhi oleh dosis, jenis hormone, dan lama penggunaan. Organ yang paling terpengaruh adalah endometrium, miometrium, serviks dan payudara.
Macam;macam kotrasepsi hormonal
a.    Oral
1)    Kombinasi (Combine Oral contrasepion/ COC)
2)    Progestin (Progestin Only Pil/ POP)
b.    Suntik
1)    Suntikan kombinaasi
2)    Suntikan progestin
c.    Alat kontrasesi bawah kulit (AKBK)/implant
d.    Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dengan progestin (Mirena)

KONTRASEPSI ORAL
1.    Bentuk pemberian
Biasanya dikemas dalam satu kotak yang berisi 21 atau 22 tablet tetapi ada juga yang 28 tablet dengan 6 atau 7 tablet terakhir yang berupa placebo sehingga tidak perlu istirahat 6 atau 7 hari.
2.    Jenis kontrasepsi
a.    Kombinasi (Combine Oral contrasepion/ COC)
1)     Jenis
v  Kombinasi sekuensial (bifasik/trifasik)
System bifasik berdasarkan pemikiran bahwa siklud haid wanita normal adalah fase folikuler-proliferasi (fase estrogen) dan luteal-sekresi (fase progesterone)àsilkus haid normal. Perbedaan monofasik dan bifasik, pada bifasik hanya estrogen dulu yang bekerja menekan seresi gonadotropin sedangkan monofasik estrogen dan progesterone bekerja bersama-sama. Pada sekuensial pengentalan lender serviks kurang begitu baikà dapat terjadi penetrasi sperma. Jarang digunakan.
v  Kombinasi monofasik
Adalah jenis kontrasepsi kombinasi yg tersedia secara umum dalam berbagai merk. Setiap tabletnya mengandung 20-100 µg etinilestradiol dan gestagen dengan dosis tertentu. Estrogen dosis rendah (20-35 µg), dan estrogen dosis tinggi (50 µg). jenis estrogen yg dipakai à etinil setradiol. Dosis rendah lebih sering digunakan. Dosis tinggià kasus perdarahan. Kombinasi monofasik yang banyak diproduksi saat ini adl kontrasepsi dengan estrogen dan gestagen dosis rendahàmenekan ovulasi secara efektif.
               Jenis lain dari kombinasi monofasik adl kombinasi bertingkat dikenal dgn 2 tingkat dan 3 tingkat (Triquilar). Kombinasi ini adl sebuah solusi agar kadar gestagen kadarnya dikurangi sehingga dibuatlah kontrasepsi bertingkat. Pada sediaan 2 tingkat, pd tingkat pertama dosis gestagen lebih rendah dengan kombinasi konvensial yaitu 0,05 mg dan pd tingkat kedua dosisnya 0,125 mg, sedangkan pd estrogen pd kedua tingkatan sama. Pada system tiga tingkat dosis gestagen dinaikkan setelah 6 hari dan 5 hari kemudian dinaiikan kembali dari 30 menjadi 40 µg. system dua dan tiga tingkat ini merupakan sediaan kombinasi tetapi bukan kombinasi sekuensiial. Pada sediaan ini estrogen dan progesterone telah sejak awal menekan sekresi gonadotropin . penekanan ini terjadi tidak hanya terhadap sekresi basal FSH dan LH, melainkan juga penekanan LH preovulasi. Akibatnya adanya progesterone sejak awal proses implantasi akan terganggu, pembentukan lendir serviks tidak fisiologis, dan terganggunya motilitas tuba, sehingga transportasi telur dgn sendirinya akan terganggu.

2)     Cara kerja kombinasi monofasik
Ø Menghambat ovulasi
Pada sediaan monofasik estrogen dan progesterone bekerja bersama-sama sejak awal.
Ø Membuat endometrium tidak mendukung untuk implantasi
Ø Membuat lendir serviks tdk bisa ditembus sperma
Keuntungan pemberian progesterone sejak awal pemakaian adl pengentalan lendie serviks shg akan sulit ditempus oleh sperma.
Ø Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum terganggu.

3)     Efektifitas
Dengan pemakaian rutin efektifitas adl 99%, bila digunakan tiap hari 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan, sedangkan pada pemakaian yang kurang betul efektifitasnya turun menjadi 93%.

4)     Kontraindikasi
·      Mutlak
a)     Perempuan  yang diduga/didiagnosis hamil
b)     Perempuan yang menyusui (pada saat menyusui eksklusif atau ibu tidak ingin produksi ASI terganggu). Kandungan estrogen akan menekan poduksi ASI.
c)     Perempuan dengan perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya. Perdarahan dilihat dari siklusnya yaitu apabila kurang 21 hari atau lebih dari 35 hr dan durasi yaitu lebih dari 14 hari.
d)     Perempuan dengan trombosis vena dan atau arteri pada masa lalu atau saat ini. Varises adl bentk thrombosis vena yg plg sering dijumpai dan dpt dilihat dgn mata telanjang. Namun demikian varises yg tidak disertai dgn kelainan sistemik misalnya hipertensi, jantung, aman untuk mengkonsumsi pil sbg alkon.
e)     Perempuan dengan penyakit kardiovaskuler tmsk stroke, jantung atau TD > 160/90 mmHg.
f)      Perempuan dgn riwayat gangguan faktor pembekuan darah > 20 th.
g)     Diabetes Militus dengan komplikasi
h)     Empat minggu sebelum pembedahan mayor
i)       Obesitas dgn indeks masa tubuh /IMT diatas 35
j)       Perokok aktif usia > 35 th
k)     Perempuan dgn migraine dan gejala neurologic fokal (epilepsy/riwayat epilepsy).
·      Relative
a)    Perempuan yg berpenyakit dan terapi obatnya mempengaruhi efektifitas pil kombinasi (TBC, epilesi)
b)    Depresi berat
c)    Perempuan yg tdk dpt menggunakan pil secara teratur.

5)     Kelebihan
o  Reversible dan jangka waktu pulihnya kesuburan cepat.
o  Meredakan dismenorhea, siklus haid menjadi teraturà mengurangi anemia.
o  Mengurangi risiko terjadinya kista ovarium, kanker endometrium dan ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak payudara, dan kehamilan ektopik.
o  Tidak mengganggu hubungan seksual
o  Mudah dihentikan setiap sat
o  Dpt digunakan pada semua usia (remaja sampai menopause)
o  Dpt digunakan pd jangka wkt yg lama

6)     Kelemahan
*     Pil harus diminum setiap hari.
*     Dapat mengurangi produksi ASI
*     Kenaikan metabolisme sehingga sebagian akseptor akan menjadi lebih gemuk.
*     Dapat meningkatkan tekanan darah
*     Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS)


7)     Ketidaknyamanan dan efek samping
v Mual terutama pada 3 bln pertama.
v Nyeri payudara
v Adanya silent menstruation atau amenorrhea on the pill (tdk terjadi haid stlh penggunaan pil) hal ini disebabkan karena efek langsung kontrasepsi thd endometrium yaitu kurang adekwatnya pengaruh estrogen thd endometrium shg proliferasi menjadi kurang sempurna.
v Adanya perdarahan sela (spotting) terjadi pada awal penggunaan pil kontrasepsi. Komponen gestagen yg terbukti sebagai penyebab perdarahan sela.
v Pada wanita yg mempunyai riwayat sudah pernah mengalami gangguan haid, pada penggunaan pil kontrasepsi akan mudah mengalami gangguan haid.

8)     Waktu penggunaan
Ø Pada saat haid untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil dengan memilih placebo sesuai hari keberapa haid pd saat pertama meminumnya.
Ø Jika menggunakan segera setelah haid maka akseptor dimotivasi uutuk menggunakan barier lain selama 7 hari atau tidak melakukan hubungan seksual sampai dengan sampai pil habis.
Ø Jika tidak pada saat haid perlu ditanyakan riwayat hubungan seksual (jika tdk berhungan atau menggunakan barier lain) pil bisa diberikan dgn catatan ibu menggunaka barier lain atau tidak berhubungan seksual sampai menstruasi dating.
Ø Jika tidak pada saat haid dan ibu melakukan hubungan seksual aktif maka disaraankan untuk menunggu menstruasi berikutnya.
Ø Pasca keguguran (segera atau maksimal 7 hari)
Ø Setelah melahirkan (setelah 6 bulan jika ibu memberikan ASI Eksklusif).

9)     Catatan
·      Bidan menunjukkan dan mengajarkan kepada klien cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan jelaskan cara meminumnyaàsesuai panah /keadaan
·      Pil diminum setiap hari dengan waktu yg sama, misalnya diminum setiap ibu akan tidur pada malam hari.
·      Kelupaan pil selain dapat menyebabkan kegagalan (kehamilan) jg dapat menyebabkan terjadinya perdarahan bercak, terutama jika terlupa pada pertengahan siklus.
·      Pil diutamakan dimulai pada awal haid, tetapi jika tdk perlu diberitahu sesuai panah dalam pilàpermulaan pil disesuaikan dengan keadaan.
·      Bila ibu muntah dalam waktu 2 jam setelah meminum pil, ambillah pil yang lain (sesuai urutan) atau gunakan barier lain.
·      Bila terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam dan tdk menjadikan keadaan lebih buruk, maka pil dapat diteruskan seperti biasa, namun apabila keadaan tersebut berlangsung selama 2 hari atau lebih, maka penatalaksanaannya diatur seperti berikut :
-       Apabila ibu lupa/tidak bisa mengkonsumsi ilk arena bepergian atau alas an lain selama 1 hari, maka segera minum saat ingat atau sudah kembali meskipun harus minum 2 pil pd hari itu.
-       Apabila ibu tidak minum 2 pil atau lebih, maka ibu harus mengejar ketertinggalan tersebut dengan meminum 2 pil dalam sehari sampai dengan jadwal yg seharusnya terkejar. Ibu sebaiknya menggunakan barier lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut. 

10)  Pemberian pada akseptor baru
Berikut merupakan hal-hal yg perlu diperhatikan pd akseptor baru yg dating ke klinik  pd saat menstruasi.
*   Durasi haid adl hal penting untuk kita tanyakan pd akseptor baru yg dating pd saat menstruasi, ini untuk menentukan pil mana yg akan dikonsumsi.
*   Prinsip pemberian pd akseptor baru yg sedang menstrusi adl usahakan memberikan jadwal menyerupai normofasik (pada saat haid diberikan placebo) tetapi jg disesuaikan dengan keadaan.
*   Dua hari sebelum haid berakhir usahakan akseptor sudah mengkonsumsi pil yg berisi hormonal, sehingga setelah haid berakhir ibu tidak perlu menggunakan barier lain.
*   Pil yg berisi hormone bisa diberikan pada saat menstruasi, namun perlu diberikan KIE bahwa durasi haid jd lebih pendek dibandingkan biasanya.
*   Apabila terpaksa pd pil yg berisi hormone belm dikonsumsi pd hari terakhir haid, maka berikan KIEàmemakai barier non hormonal.

b.    Kotrasepsi pil progestin (minipil/ Progestin Only Pil/POP)
Penggunaan mini pil di berbagai Negara msh rendah, dimungkinkan karena mini pil bukanlah kontrasepsi yg cukup efektif untuk encegah kehamilan, hal ini karena rendahnya kadar gestagen sehingga pil ini akan efektif jika bersamaan dengan pross menyusui.
v  Cara kerja
Pengaruh mini pil terhadap organ-organ reproduksi yg berkaitan dengan cara kerja mini pil.
a)  Terhadap ovarium
Meskkipun tak sekuat pil kombinasi tetapi mini  pil masih bisa menghambat sekresi gonadotropin dan sintesis steroin seks di ovarium. Penekanan tidak terlalu kuatà mungkin terjadi ovulasi.
b)  Terhadap endometrium
Menghambat proliferasi dan menyebabkan terjadinya transformasi endometrium lebih awal. Mini pil mempersulit implantasi blastisit di endometrium.
c)  Terhadap serviks
Lebih kentalà penetrasi sperma terganggu.
d)  Terhadap tuba falopi
Jangka panjangà mitilitas tuba, fertilisasi, serta transportasi sperma.
Motilisasi à resiko KET lebih besar.

v  Efektifitas
Tergantung dari jenis gestagennya, resiko hamilà lupa meski Cuma 1 pil. Agar efektifitas tinggi perlu diperhatikan :
-     Jangan sampai ada pil yg terlupa
-     Pil digunakan pada jam yg sama(malam hari)
-     Senggama sebaiknya dilakukan 3-30 jam setelah penggunaan mini pil.
-     Hati-hati pada wanita gemuk, à kadar estrogen tinggi akan mempunyai pengaruh terhadap lendir serviks (lebih mudah ditembus)
-     Kehandalan mini pil adl pada wanita yang berusia tua dibandingkan yg berusia muda. Indeks pearl pada pengguna usia 25-29 adl 3,1 sedang usia 35-39 adl 1,0 dan usia >40 th adl 0,3. Semakin kecil indeks pearl semakin tinggi efektifitasnya.

v  Keuntungan
a)  Cocok sbg alkon untuk perempuan yg sedang menyusui
b)  Sangat efektif pada masa laktasi
c)  Dosis gestagen rendah
d)  Tidak menurunkan produksi ASI
e)  Tidak mengganggu hubungan seksual
f)   Kesuburan cepat kembali
g)  Tidak memberikan efek samping estrogen
h)  Tidak ada bukti peningkatan risiko tromboemboli vena dan resiko hipertensi
i)    Cocok untuk perempuan yg menbderita DM dan migraine fokal
j)    Cocok  untuk perempuan yg tdk bisa mengkonsumsi estrogen
k)  Dapat mengurangi dismenorhea

v  Keterbatasan
a)    Agar efektif à minum dgn cermat
b)    Tidak melindungi IMS
c)    Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan didaerah muka, tetapi jarang terjadi.
d)    Kurang efektif jika dikonsumsi bersamaan dgn obat TBC atau epilepsy
e)    Sejumlah kecil mengalami kista ovarium
f)     Risiko kehamilan ektopik jika terjadi kegagalan penggunaan

v  Efek samping
a)    Perdarahan tidak teratur/terganggunya pola haid (spotting, amenorrhea)
b)    Nyeri tekan payudara
c)    Fluktuasi badan
d)    Mual
e)    Kembung
f)     Depresi

v  Kontraindikasi
a)     Kehamilan
b)     Perdarahangenetalia yang tidak terdiagnosis
c)     Perempuan yg tdk mau terjadi gangguan haid
d)     Mengkonsumsi odat-obatan spt tuberculosis dan epilepsy
e)     Terkena atau mempunyai riwayat kanker
f)      Terkena atau mempunyai riwayat mioma uteri
g)     Riwayat stroke


v  Waktu penggunaan
a)    Mulai hari ke-1 s.d ke-5 siklus haid (tdk diperlukan barier lain)
b)    Jika tidak ada dugaan kehamilan bisa diberikan hari ke 5 siklus haidà tdk boleh melakukan hubungan atau memakai barier
c)    Bila ibu menyusui lebih dari 6 minggu post partumà mini pil sewaktu-waktu
d)    Bila ingin pindah cara lainà sesuai dengan kunjungan ulang

3.    Hal-hal yang harus diperhatikan pada ujungan awal klien dengan kontrasepsi oral
a.    Riwayat haid (kapan haid terakhir, nyeri haid, banyaknya haid
b.    Riwayat kesehatan lengkap (berkaitan dgn kontraindikasi kontrasepsi)
c.    Riwayat kesehatan keluarga
d.    Riwayat hubungan seksual terakhir (dugaan hamil, dgn atau tanpa alat)
e.    Pemeriksaan kesehatanà minimal TB, BB, IMT, TD
f.     Pemeriksaan sitologi serviks (bila ada indikas) dan payudara
g.    Informasi cara minum pil, efek samping, aturan minum dan atau terlewat

4.    Hal-hal yang harus diperhatikan pada kunjungan ulang klien dengan kontrasepsi oral
a.    Memperbaharui riwayat medis klien dan keluarga
b.    Pengukuran BB, TD
c.    Kaji riwayat haid terakhir
d.    Tanya keluhan
e.    Informasi untuk penggunaan pil yg terlewat
f.     Beritahu provider lain bila bidan tidak di tempat


KONTRASEPSI SUNTIK
Tahun 1990à lisensi metode kontrasepsi pilihan jenisnya suntikan kombinasi dan suntikan progestin
1.    Lokasi suntukan di bokong, pada muskulus ventro gluteal dalam. Diukur dari SIAS sampai os coccygeus diambil 1/3 bagian SIAS.
2.    Jenis Kontrasepsi
a.    Suntikan kombiasi
Saat ini yg beredar di pasaran adalah kombinasi antara 25 mg medroksiprogesteron asetat dan 5 mg setradiol sipionat.
Cara kerja saa dengan pil ombinasi, perbedaan lebih secara teknis karena isi kontrasepsi suntik ini tdk mengandung etinilsetradiol maka resiko terhadap hipertensi yg disebabkan hormone ini tidak terjadi ( hipertensi, migraine).
Suntika kombinasi efektif selama 30 hari (4 minggu).
Efektifitas tinggi tp pengembalian kesuburan membutuhkan waktu lebih lama dibanding dgn pil. Permpuan yg disuntik tidak bisa menolak semua efek sampai dengan 30 hari (efektifitas obat).
Waktu pemberian hamper sama dgn pil kombinasi, perbedaan adalah untuk kunjungan ulang, suntikan diberikan setiap bulan. Mintalah klien untuk dating lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Lebih baik akseptor dating tepat waktu.
Hal-hal yg perlu disampaikan pada jangka waktu pengguaan tentang hal-hal yg perlu diwaspadai:
1)     Nyeri dada hebat atau nafas pendek
2)     Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
3)     Nyeri tungkai hebat
4)     Tidak terjadi perdarahan ataupun spooting selama 7 hari sebelum penyuntikan berikutnyaà hamil
b.    Suntikan progestin
Saat ini yang beredar adalah yg mengandung Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) yg mengandung 150 mg DMPA dan diberikan 3 bulan sekali (12 mgg) pd bokong yaitu muskulus gluteus dalam. Kontrasepsi ini sangat efektif krn mengandung gestagen yg cukup tinggi disbanding mini pil. Akan tetapi kembalinya kesuburan lambat yaitu rata-rata 4 bulan setelah berhenti penyuntikan. Jenis ini cocok untuk ibu menyusui.
Keuntungan hamper sama dgn mini pil tp lebih efektif suntikan.
Hal-hal yg akan sering ditemukan adl sbb :
1)    Adanya gangguan haid berupa :
v  Siklus haid memanjang atau memendek
v  Perdarahan yg banyak atau sedikit
v  Perdarahan tidak teratur/bercak
v  Tidak haid sama sekali
2)    Pada pengguanaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogenà jerawat emosi, menurunkan libido, osteoporosis
Kontraindiksi hamir sama dengan metode pil. Dlm pemakaian jangka lama menyebabkan defisiensi estrogen, tetapi akan terhenti setelah berhenti menggunakan suntik ini. Namun tetap diberi tahu pd akseptor bahwa pemakaian jangka lama menyebabkan osteoporosis. Perokok juga menyebabkan spasme pembuluh darah, shg menjadi penyebab penyakit jantung maupun stroke, sehingga akan mengganggu efektifitas dan organ tubuh dalam bekerja.
Waktu pemberian pada prinsipnya sama, adapun kunjungan ulang adl 12 mgg stl penyuntikan.









KONTRASEPSI IMPLANT
1.    Jenis
a.    Norplant  terdiri 6 batang silastik lembut berongga dgn panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, berisi 36 mg levonorgestrel dgn lama kerja 5 th
b.    Jadena dan indoplant teriri dari dua batang silastik lembut berongga dgn panjang 4,3 cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonorgestrel dgn lama kerja 3 th
c.    Implanon terdiri satu batang silastik lembut berongga dgn panjang 4,0 cm, diameter 2 mm, berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dgn lama kerja 3 th

2.    Profil
a.    Efektif
b.    Nyaman
c.    Dapat dipakai semua ibu usia reproduksi
d.    Peemasangan dan pencabutan dibutuhkan pelatihan
e.    Kesuburan segera kembali
f.     Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorrhea.
g.    Aman dipakai pada masa laktasi

3.    Cara kerja
a.    Menekan ovulasi
b.    Menurunkan motilitas tuba
c.    Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implaantasi
d.    Mengentalkan lendir serviks sehingga mengganggu transportasi sperma

4.    Efektifitas
Sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 wanita)


5.    Keuntungan kontrasepsiasepsi
a.  Daya guna tinggi
b.  Cepat kerja 24 setelah pemasangan
c.   Perlindungan jangka panjang (bisa sampai 5 th untuk norplant)
d.  Pengembalian kesuburan cepat
e.  Tidak memerlukan periksa dalam
f.    Bebas pengaruh estrogen
g.  Tidak mengganggu senggama
h.  Tidak mempengaruhi ASI
i.    Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
j.    Dapat dicbut setiap saat sesuai kebutuhan

6.    Keuntungan Non kontrasepsiasepsi
a.    Mengurangi nyeri haid
b.    Mengurangi jumlah darah haid
c.    Mengurangi/memperbaiki anemia
d.    Melindungi terjadinya kanker endometrium
e.    Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
f.     Melindungi diri dari penyakit radang panggul
g.    Menurunkan angka kejadian endometriosis

7.    Keterbatasan
a.    Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan spotting, hipermenorhea, amenorrhea
b.    Keluhan nyeri kepala
c.    Peningkatan penurunan berat badan
d.    Nyeri payudara
e.    Perasaan mual
f.     Pusing sakit kepala
g.    Perubahan mood  atau kegelisahan
h.    Membutuhkan tindakan bedah minor untuk insersi dan pencabutan
i.      Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk AIDS
j.      Tidak bisa menghentikan sendiriàklinik untuk cabut
k.    Efektifitasnya menurun  bila menggunakan obat-obatan TBC atau epilepsy.

8.    Wanita yg boleh menggunakan
a.    Usia reproduksi
b.    Telah memiliki anak atau belum
c.    Menghendaki konrasepsi efektifits tinggi dan jangka lama
d.    Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
e.    Paska persalinan dan tidak menyusui
f.     Paska keguguran
g.    Tidak menginginkan anak tapi menolak sterilisasi
h.    Riwayat kehamilan ektopik
i.      TD < 180/110 mmHg, dgn masalah pembekuan darah atau anemia
j.      Tidak boleh menggunakan kontrasepsi yg mengandung estrogen
k.    Sering lupa menggunakan kontrasepsi pil

9.    Wanita yg tidak boleh menggunakan
a.    Hamil atau diduga hamil
b.    Perdarahan pervagina yg belum jelas penyebabnya
c.    Benjolan/kamker payudaraatau ada riwayat Ca payudara
d.    Tidak dapaat menerima perubahan pola haid
e.    Mioma uterus
f.     Gangguan tolerasi gula

10. Waktu menggunakan
a.    Siklus haid hari ke-2 s/d ke-7.
b.    Setiap saat asal tidak hamil
c.    Bila klien tdk hamil dapat dilakukan setiap saat asal yaki tdk hamil
d.    Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi bisa dilakukan setiap saat
e.    Bila masih menggunakan kontrsepsi lain, dan mau ganti, insrsi bisa dilakukan setiap saat
f.     Bila sebelumnya menggunakan suntik, implant dapat diberikan pada saat jadwal suntik
g.    Bila kontrasepsi sebelumnya nonhormonal (kecuali AKDR) dan ingin ganti implant dapat diinsersikan haid hari ke-7 dan klien jangan hubungan sek selama 24 jam atau gunakan metode barier lain, AKDR segera dicabut
h.    Pasca kegugura implant dapat segera di insersikan

11. Intruksi klien informasi yg perlu disampaikan setelah pemasangan
a.    Daerah insersi dibiarkan bersih dan kering selama 48 jam pertama
b.    Terjadi sedikit perih, pembengkakan atau lebam pada daerah insersi, tidak perlu kawatir
c.    Perjaan rutin tetap dikerjakan, hindari benturan, gesekan atau penekanan
d.    Jika dipasang balutan jangan dibuka selama 48 jam, sedag plester dibiarkan hingga lukanya sembuh ( 5 hari)
e.    Setelah luka sembuh daerah insersi dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar
f.     Bila ditemukan tanda infeksià demam, bengkak, segera kembali ke klinik

12. Informasi lain yang perlu disampaikan
a.    Efek kontrasepsi timbul beberapa setelah pemasangan hingga beberapa tahun (3 th, 5 th)
b.    Gangguan pola haid terutama 6-12 bulan pertama ( amenorrhea)
c.    Obat TBC dan epilepsy menurunkaan efektifitas implant
d.    Efek samping berupa sakit kepala, penambaahan BB, nyeri payudara
e.    Dapat dicabut sesuai masa berlakunya atau bila menghendaki dicabut
f.     Bila dicabut sebelum masa berlaku terjadi kehamilan sangat besaràmeningkatkan kehamilan ektopik
g.    Berikan kepada klien kartu yang bertulis nama, tanggal insersi, tempat insersi dan nama klinik
h.    Tidak melindungi kien dari infeksi menular seksual termasuk AIDS

13. Jadwal kujungan kembali ke klinik
Setelah pemasangan klien tidak perlu kembali ke klinik kecuali ingin cabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik bila ditemukan hal-hal :
a.    Amenorrhea yang disertai nyri perut bagian bawah
b.    Perdarahan yang banyak dari kemaluan
c.    Rasa nyeri yan menetap pada lengan
d.    Luka bekas insersi mengeluarkan darah atau nanah
e.    Ekspulsi batag implant
f.     Sakit kepala hebat daan penglihatan kabur
g.    Nyeri dada hebat
h.    Dugaan adanya kehamilan


















KONTRASEPSI AKDR
1.    Mekanisme Kerja
Merupakan kontrasepsi yg dimasukkan ke melalui serviks dan dipasang didalam uterus, memiliki benang menggantung sampai liang vagina dgn maksud agar akseptor bisa memeriksa sendiri keberadaannya. AKDR mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum karena adanya perubahan tuba dan cairan uterus, dikarenakan AKDR dianggap sebaagai bend asing sehingga menyebaabkan peningkatan lekosit. Tembaga yg melilit juga bersifat toksik terhadap sperma dan ovum. Demikian pula dengan AKDR yg mengandung hormone progesterone, lendir serviks akan lebih kental sehingga sulit ditembus sperma dan akan terbunuh oleh leukosit yg timbul dalam cairan uterus sebagai hasil dari rangsangan tembaga. AKDR jg mencegah terjadinya implantasi

2.    Jenis AKDR
Saat ini AKDR yg masih bisa kita temui :
a.    AKDR yg berkandungan tembaga yaitu cooper T (CuT380A) dan Nova T
b.    AKDR yg berkandungan hormone progestron yaitu Mirena.
c.    Pada beberpa akseptor yg dating untuk melepas AKDR yg telah dipakainya lebih dari 20 th akan kita dapati lipes loop.
Jenis yg paling banyak ditemui adalah CuT380A) dan Nova T
Jenis
Jangka waktu
Bentuk
T380A
8 tahun
380 mm2 lilitan kawat mengelilingi batang dan cincin tembaga (mengelilingi setiap bagian sampai lengan)
NovaT 
5 tahun
380mm2 lilitan kawat tembaga dgn inti perak mengelilingi batang

3.    Efektifitas
Dalam mencegah kehamilan mencapai 98% sampai 100% bergantung pada jenis AKDR. Yg terbaru seperti T380A memiliki efektifitas cukup tinggi, bahkan selama 8 tahun penggunaan tidak ditemukan adanya kehamilan.

4.    Keuntungan
a.    Efektifitas dgn segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan
b.    Reversible dan sangat efektif
c.    Tidak mengganggu hubungan seksual
d.    Metode jangka panjang 8 tahun
e.    Tidak mengganggu produksi ASI
f.     Dapat dipasang segera setelah melahirkan
5.    Kerugian
a.    Dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi panggul
b.    Perforasi uterus dan kandung kemih
c.    Bila terjadi kehamilan bisa terjadi kehamilan ektopik
d.    Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDSà wanita promiskuitas tidak direkomendasikan.
e.    Prosedur medis (pemeriksaan pelvic) diperlukan sebelum pemasanganà banyak yg takut
f.     Adanya perdarahan bercak/spotting selama 12 hari pasca pemasanganàakan hilang
g.    Klien tidak bisa memasang atau melepas sendirià petugas kesehatan yg terlatih
h.    Kemungkinan terlepas setelah pemasngan atau selama pemasanganà mengecek dgn meraba dengan jari, benang pd liang vagina/ rutu pd akhir haid.
6.    Kontraindikasi Mutlak
a.    Kehamilan
b.    Perdarahan pervagina yg belum terdiagnosi, setelah diatasi dapat dipasang
c.    Menderita infeksi la genital (vaginitis, servisitis) bila telah dibati dapat dipasang
d.    Riwayat kehamilan ektopik
e.    Kelainan pada panggul dan uterus
f.     Alergi terhadap komponen AKDR misalnya tembaga.

KONTRASEPSI MANTAP
1.    MOW
Merupakan tindakan memotong tuba fallopi/tuba uterine dengan maksud untuk tidak mendapatkn keturunan dalam jangka panjang atau seumur hidup. Tindakan MOW operasinya tanpa dibantu anestesi umum dengan hanya membuat isisi kecil da tidak perlu dirawat di RS. Secara umum tujuan dari tubektomi adalah menghambat perjalanan sel telur agar tidak dibuahi.
a.    Kelebihan
1)    Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 permpuan selama tahun pertama)
2)    Tidak mempengaruhi proses menyusui
3)    Tidak bergantung pada faktor senggama
4)    Baik bagi klien bila kehamilan merupakan resiko tinggi
5)    Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
6)    Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
7)    Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual ( efk Hormon tidah ada)
b.    Kelemahan/efek samping
1)    Risiko dan efek samping pembedahan
2)    Kadang sedikit merasa nyeri saat operasi
3)    Infeksi mungkin saja terjadi, bila prosedur operasi tidak benar
                   Cara penanggulangan efek samping :
Ø Efek samping ringan umumnya akan hilang sendiri
Ø Perdarahan yang banyak/peradangan à rujuk
Ø Bimbingan dan penyuluhan
c.    Kembalinya kesuburan
Adalh kontrasepsi permanen sebelum mengambil keputusan suami istri harus memprtimbangkan. Tingkat kehamilan sangat kecil
d.    Kontraindikasi
1)    Hamil
2)    Perdarahan vagina yang belum tahu penyebabnya
3)    Infeksi sistemik atau pelviks yang akut
4)    Memiliki penyakit jantung dan paru-paru, hernia diafrgmatika, peritonitis akut
5)    Tidak boleh menjalani pembedahan
6)    Kurang pasti untuk keinginan fertilitas di masa depan
7)    Belum memberikan persetujuan tertulis
e.    Tempat memperoleh pelayanan tubektomi
Pelayanan penyakit dapat diperoleh di RS dan klinik KB yang terstandar untuk tindakan pembedahan
f.     Persiapan pre operasi
1)    Informad Consend
2)    Riwayat medis atau kesehatan
3)    Pemeriksaan fisik
4)    Pemeriksaan lab ( darah, urine, papsmear)
g.    Waktu pelaksanaan
1)    Setiap waktu selama siklus menstruasià diyakini klien tidak hamil
2)    Hari ke 6 s/d 13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
3)    Pasca persalinan, sebaikya dilakukan dalam 24 jam pertama selambatnya 48 jam pertama.
4)    Pasca keguguran yaitu triwulan pertama dengan minilap atau laparskopi atau triwulan kedua dengan minilap saja
h.    Mekanisme tubektomi
1)    Saat operasi
Pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Pasca persalinan dianjurkan 24 jam s/d 48 jam setelah bersalin.
2)    Cara mencapai tuba
Laparatomi, laparatomi mini dan laparaskopi
Ø Laparatomi biasa
Tindakan ini paling banyak dilakukan pada tubektomi ada tahun 70-an. Tubektomi adalah tindakan laparatomi biasa dilakukan pasca persalinan, selain itu dapat dilakukan bersamaan dengan seksio sesaria
Ø Laparatomi mini
Tindakan ini paling mudah dilaksaakan 1-2 hari pasca persalinan, uterus masih besar, tuba masih panjang dan dinding perut masih longgar sehingga mudah dalam mencapai tuba uterine.

KEUNTUNGAN MINI LAPARATOMI :
1.     Aman
2.     Mudah
3.     Wanita yang baru melahirkan umumnya mempuyai motivasi tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak punya anak
4.     Hospitalisasi hanya sekali saja


KERUGIAN MINI LAPARATOMI
1.     Resiko komplikasi, kesalahan dan kegagalan teknis lebih tinggi karena uterus dan tuba lebih besar
2.     Perdarahan yang mungkin terjadi dapat lebih banyak karena aliran darah ke pelvis lebih banyak selama kehamilan
3.     Saat melahirkan, bakteri dapat dengan mudah masuk dalam rongga pelvis, sehingga resiko infeksi lebih besar.

3)    Cara penutupan tuba
v Pomeray
v Kroener
v Irving
v Pemasangan cincin Falope

Perawatan post operasi wanita
1.   Menjaga luka tetap kering. Aktifitas normal secara bertahap
2.   Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman
3.   Hindari mengangkat benda berat dan kerja keras selama 1 minggu
4.   Analgetik bila sakit
5.   Kontrol 7 dan  14 hari setelah pembedahan
6.   Apabila ada tanda bahaya, segera kembali ke petugas kesehatan.

Reversal/pemulihan kontap wanita
Terjadi pada 1-3% akseptor. Alasan :
1.   Menikah lagi setelah bercerai atau kematian suami
2.   Kematian seorang anak atau lebih
3.  Keinginan untuk mempunyai anak lagià keadaan ekonomi yang meningkat
Reversal :
a)     Merupakan bedah abdomen basar dengan segala resiko
b)     Memerlukan anastesi umum
c)     Memerlukan waktu operasi yang lama
d)     Mahal
e)     Tidak menjamin sukses yang sempurna
f)      Memerlukan keahlian/ketrampilan yang tinggi
g)     Kemungkinan terjadi kehamilan ektopik .

Reversal tidak boleh dilakukan pada :
1.   Usia > 35-40 tahun
2.   Ketiadaan ovulasi yang tidak teratur
3.   Kesehatan wanita akan terganggu oleh tindakan reversal
4.   Kesehatan wanita  akan tergango oleh kehamilan
5.   Infertilitas suami
6.   Penyakit toba falopii
7.   Panjang tuba kurang, fimbriae tidak ada

Indikasi tubektomi
1)    Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
2)    Umur 35 tahun dengan 3 anak hidup
3)    Umur 35 tahun dengan 2 anak hidup
Dikenal dengan isilaah keputusan 100 yaitu umur ibu X banyak anak = 100


2.    MOP
Kontrasepsi mantap pria (vasektomi) merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman. Di anggap metode yang permanen dan keberhasilan reversibilitas tidak dapat dijamin sepenuhnya.
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas pria dengan jalan oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa dari testis ke penis dan fertilisasi tidak akan terjadi.
a.    KEUNTUNGAN VASEKTOM!
1)    Efektif
2)    Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
3)    Sederhana
4)    Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
5)    Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anastesi lokal saja
6)    Biaya rendah
7)    Secara kultural, sangat dinajurkan di negara-negara dimana wanita merasa ,alu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.

b.    KERUGIAN VASEKTOMI
1)  Diperlukan suatu tindakan operatif
2)  Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi
3)  Belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat ovulasi vas deferens dikeluarkan
4)  Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambh parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.

c.    KONTRA INDIKASI VASEKTOMI
1)  Infeksi kulit lokal
2)  Infeksi traktus genetalis
3)  Kelainan skrotum dan lain sekitarnya
a.  Varicocele
b.  Hernia inguinalis
4)  Luka parut bekas operasi hernia
c.  Skroyum yang sangat tebal
5)  Penyakit sistemik (penyakit perdarahan)
6)  Riwayat perkawinan, psikologis, atau seksual yang tidak stabil

d.    PERSIAPAN PRE OPERATIF VASEKTOMI
1)  Rambut pubis sebainya dicukur
2)  Tindakan antisepsis daerah skrotum dengan antiseptik

e.    EFEKTIFITAS VASKTOMI
1)  Sangat efektif, tapi angka kejadian rekanalisasi spontan dan kehamilan sedikit lebih tinggi.
2)  Efektif 6-10 minggu setelah operasi
3)  Angka kegagalan 0-2,22%

f.     PERAWATAN POST VASEKTOMI
1)  Istirahat 1-2 jam di klinik
2)  Menghindari pekerjaan berat selama 2-3 hari
3)  Konpres dingin atau es pada skrotum
4)  Analgetika
5)  Memakai penunjang skrotm selama 7-8 hari
6)  Luka operasi jangan terkena air selama 24 jam
7)  Senggama dapat dilakukan secepatnya saat pria sudah menghendaki dan tidak mengganggu. (Gunakan dulu alat kontrasepsi sebelum yakin spermatozoa sudah tidak ada dalam semen).

g.    KOMPLIKASI
1)  Hampir tidak ada resiko trauma internal
2)  Infeksi serius sangat rendah
3)  Tidak ada kema tian yang berhubungan dengan anastesi
4)  Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat reaksi anfilaksis yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau  manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah sekitar vas deferens.
5)  Komplikasi pasca tindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau abses pada testis, atrofi testis, peradangan kronik di tempat insisi. Penyulit jangka panjang dapat mempersulit upaya pemulihan fungsi tersebut.

h.    REVERSAL/PEMULIHAN KEMBALI KONTRASEPSI MANTAP PRIA
Alasan :
1)  Menikah lagi setelah bercerai atau kematian istri
2)  Kematian seorang anak atau lebih
3)  Keinginan untuk mempunyai anak lagià keadaan ekonomi yang meningkat
4)  Problem psikologis yang disebabkan oleh tindakan kontrasepsi pria.
Belum menjamin 100% sempurna.



PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KB
Adalah suatu kegiatan mencatat dan melaporkan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh klinik KB, BPS atau tempat pelayanan lainnya.
Penggunaan kartu catatan pasien
1.  Kartu pendaftaran klinik KB
Digunakan sebgai sarana untuk pendaftaran pertama bagi klinik KB baru pada saat didirikan dan pendaftaran ulang bagi semua klinik KB Lama, dilakukan setiap akhir tahun anggaran. Kartu ini berisi informasi tentang identitas, jumlah tenaga dan saran klinik.
2.  Rekapitulasi kartu pendaftaran klinik KB
Digunakan sebagai sarana unuk melaporkan data dan informasi tentang identitas, jumlah tenaga dan sarana klinik KB di wilayah kabupaten dan kotamadya
3.  Kartu peserta KB
Digunakan sebagai media pengenal dan bukti bagi setiap peserta KB. Kartu ini merupakan sarana untuk memudahkan mencari kartu status peserta KB juga berguna bagi peserta untuk memperoleh pelayanan ulang di semua klinik KB. Kartu ini merupakan sumber informasi bagi PPKBD atau Sub PPKBD tentang kesertaan anggota binaan dalam ber KB.
4.  Kartu status peserta KB
Dibuat untuk setiap pengunjung baru, khususnya peserta KB baru dan peserta lama pindahan dari klinik atau tempat pelayanan KB lain. Kartu ini berfungsi untuk mencatat identitas peserta KB, hasil pemeriksaan klinik KB kunjungan ulang dan informed consent
5.  Register klinik KB
Digunakan untuk mecatat hasil pelayanan kontrasepsi yang diberikan kepada peserta KB pada setiap hari pelayanan dan untuk memudahkan petugas klinik KB dalam membuat laporan bulanan klinik KB pada akhir bulan.

6.  Register alat kontrasepsi klinik KB
Digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran (mutasi) alat-alat kontrasepsi di klinik KB, dengan tujuan untuk memudahkan membuat laporan bulanan klinik KB tentang keadaan alat kontrasepsi setiap akhir bulan.
7.  Laporan bulanan klinik KB
Digunakan sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi oleh kinik KB, dokter/bidan praktik swasta serta tempat pelayanan lainnya. Laporan ini meliputi identitas klinik KB termasuk jumlah DBS dan tempat pelayanan lainnya. Juga meliputi hasil pelayanan KB, peserta ganti cara, komplikasi, kegagalan, pencabutan implant, serta persediaan alat kontrasepsi yang ada di klinik KB setiap bulan.
8.  Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB
Digunakan sebagai sarana untuk melaporkan rekapitulasi kegiatan dan hasil-hasil kegiatan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh klinik KB, dokter/bidan praktik swasta dan tempat pelayanan lainnya yang berada di wilayah kabupaten atau kotamadya. Laporan ini merupakan hasil rekapitulasi dari semua laporan bulanan klinik KB yang diterima oleh BKKBN Kabupaten/kotamadya yang bersangkutan.
9.  Buku bantu dokter/bidan praktek swata dan tempat pelayanan lainnya.
Digunakan sebagai sarana untuk mencatat hasil pelayanan peserta KB baru dan pencabutan implant oleh dokter/bidan praktik swasta dan tempat pelayanan lainnya.
10.   Laporan bulanan petugas penghubung hasil pelayanan kotrasepsi oleh/bidan praktik swasta dan tempat pelayan lain, formulir ini digunakan sebagai sarana untuk mencatat dan melaporkan hasil pelayanan kontrasepsi yang dilakukan oleh dokter/bidan praktik swasta dan tempat pelayanan lainnya. Laporan ini dibuat oleh petugas penghubung DBS dan tempat pelayanan lainnya setiap bulan dengan cara mengambil/mncatat data atau informasi dari buku bantu dokter/bidan praktik swasta.

PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB
1.  Fasilitas pelayanan yang merujuk
a.  Mencatat penderita yang dirujuk dalam register klinik
b.  Membuat surat pengiriman penderita
c.   Melaporkan jumlah penderita yang dirujuk dalam laporan bulanan klinik
2.  Fasilitas pelayanan yang menerima rujukan
a.  Membuat tanda terima penderita
b.  Mencatat penderita dalam register
c.   Memberikan informasi kepada fasilitas pelayanan yang merujuk tentang pemeriksaan yang dilakukan terhadap penderita, bila penderita yang dirujuk perlu perawatan dan pengobatan di fasilitas pelayanan yang merujuk
d.  Membuat surat pengiriman kembali dan memberikan informasi tentang perawatan dan pengobatan yang diberikan kepada penderita yang dirujuk, jika penderita memerlukan pembinaan lanjutan di fasilitas pelayanan yang merujuk.








ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK
NY. Y, 24TAHUN, P1A0, RENCANA SUNTIK DMPA 3 BULAN ULANG
DI RB AMANDA, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA

NO. REGISTER                    :  41.74.07
TANGGAL PENGKAJIAN  : 1 5 Juni 2010                      Jam :  09.30 WIB
DI RUANG                            :  Poliklinik RB AMANDA

Biodata                                
Pasien                                                           Suami           
Nama                         : Ny. Yulianti                                     Bp. Eko
Umur                          : 24 tahun                                          27 tahun
Agama                       : Islam                                                 Islam
Suku/Bangsa                       : Jawa/ Indonesia                             Jawa/ Indonesia
Pendidikan               : SMP                                                 SMA
Pekerjaan                  : IRT                                                    swasta
Alamat                                    : Kali Abu Sleman

v

 

 
DATA SUBJEKTIF
1.    Kunjungan saat ini :                  Kunjungan Pertama                        Kunjungan Ulang
2.    Alasan kunjungan
Ibu ingin disuntik KB 3 bulan.
3.    Keluhan Utama
Ibu mengatakan sudah 4 bulan ia tidak mendapatkan haid.
4.    Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan bahwa :
a.    HPHT sejak melahirkan belum mendapatan haid
b.    Menarche pada usia + 13 tahun.
c.    Semenjak menggunakn KB suntik DMPA, Siklus haid ibu tidak teratur.
d.    Keluhan : tidak nyeri saat haid dan kadang disertai keputihan sebelum dan setelah haid
5.    Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan kawin satu kali. Kawin pada umur 23 tahun. Usia perkawinan dengan suami sekarang adalah + 1 tahun
6.    Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
P1  A0

Hamil
Ke
Persalinan
Nifas
Tgl lahir
Umur kehamilan
Jenis persalinan
Penolong
Komplikasi
Jenis kelamin
BB lahir
(gr)
Laktasi
Komplikasi
Ibu
Bayi
1
4/03/2009
9 bulan
Normal, spontan
bidan
-
-
Lk
3100
Masih meneteki
-

7.    Riwayat Kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan ia telah menggunakan KB suntik DMPA sejak anaknya brumur  bulan 2 bulan Ibu belum pernah ganti cara.
8.    Riwayat Kesehatan
a.    Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC
b.    Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC, keganasan
c.    Riwayat penyakit ginekologi
Pasien mengatakan bahwa ia dan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keganasan.
9.    Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a.    Pola nutrisi                Makan                                                Minum
·         Frekuensi                        3 kali sehari                          6 8 kali sehari
·         Macam                 nasi, sayur, lauk                   air putih
·         Jumlah                 1 porsi habis                         1 gelas habis
·         Keluhan              tidak ada                                tidak ada
b.    Pola eliminasi                       BAB                                        BAK
·         Frekuensi                        1 kali sehari                          6 – 8  kali sehari
·         Warna                  kuning                                               kuning jernih
·         Bau                       khas                                       khas
·         Konsistensi         lunak                                      encer
·         Keluhan              tidak ada                                terkadang disertai nyeri

c.    Pola aktifitas
1)    Kegiatan sehari-hari
Pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga
2)    Istirahat/ tidur
Pasien tidur siang sekitar 1 jam, tidur di malam hari selama + 5 – 6 jam. Sering bangun malam jika anaknya rewel
3)    Seksualitas
Pasien mengatakan bahwa ia melakukan hubungan seksual sebanyak 1 – 2 kali seminggu. Tidak ada keluhan yang berhubungan dengan seksualitas
d.    Personal Hygiene
Pasien mengatakan ia biasa membersihkan alat kelaminnya saat ia mandi, sehabis buang air kecil dan besar.  Pasien biasa mandi sehari 2 kali sehari. Ia biasa megganti pakaian dalam setiap habis mandi.
10. Keadaan Psikososial Spiritual
a.    Ibu merasa nyaman dan cocok menggunakan KB suntik DMPA ini karena bisa tetap bisa meneteki.
b.    Dukungan suami
Suami mendukung sepenuhnya atas pilihan KB yang digunakannya.
c.    Ketaatan beribadah
Pasien taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan menutup aurat

DATA OBJEKTIF
1.    Pemeriksaan Umum
a.    Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
b.    Tanda vital
Tekanan Darah        :  120/80 mmHg
Nadi                            :  80 kali/menit
Pernafasan               :  20 kali/menit
Suhu                          :  36,5 oC
c.    Antropometri
TB                               :  155 cm
BB                               :  52 kg
2.    Pemeriksaan Fisik
a.    Kepala dan leher
Mata                           :  simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Leher                          :  tidak teraba pembesaran kelenjar thiroid & vena  jugularis
b.    Payudara                   :  tidak diperiksa
c.    Abdomen                   : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada bekas luka operasi
d.    Ekstremitas               :  tidak ada oedem dan tidak ada varises
e.    Genetalia luar           : tidak diperiksa

3.    Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

ASSESMENT
NY. Y, 24 TAHUN, P1A0, USIA REPRODUKSI SEHAT, RENCANA SUNTIK DMPA ULANG

PLANNING , 15 Juni 2010             Jam :  09.30 WIB
1.      Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, ibu berhak mendapatkan/melanjutkan program KB. Ibu mengerti dan merasa bersyukur,
2.      Mengingatkan kembali kepada ibu tentang tanda bahaya yang harus diwaspadai ibu. Ibu mengerti
3.      Menyuntikkan KB DMPA 150 mg/3 ml secara IM di 1/3 SIAS bagian atas. Ibu telah disuntik
4.      Motivasi ibu untuk cukup istirahat, cukup nutrisi dan cukup olahraga.Ibu bersedia melakukan
5.      Jadwalkan kunjungan ulang KB suntik selanjutnya yaitu pada tanggal 07 September 2010. Ibu bersedia datang tepat pada jadwal yang telah ditentukan  atau bila ada keluhan.
6.      Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan dan hasil temuan pemeriksaan yang didapatkan. Tindakan dan hasil pemeriksaan telah di dokumentasikan

       Mengetahui,                                                 Mengetahui,                              Mahasiswa
 Dosen Pembimbing                             Pembimbing Lapangan (CI)